Jumat, 22 Februari 2019

RnD

Pengembangan metode mengajar berbasis STEM dengan penilaian berbantuan  WEB....
saat menerima pilihan judul penelitian pengembangan oleh Prof. Rusdarti , otakku mulai mencari bahan . Pembelajaran berbasis STEM..Science, Technology, Engineering, and Mathematics. aku mengajar desain busana wealah mana nih yang bisa saya masukkan dalam metode STEM? saya blm tahu sama sekali dg pembelajaran ini.
Tapi demi profesionalitas kerja atas tugas dari sekolah dan utamanya dari Kepala kantor cabang dinas wil II, saya akan berusaha sepenuh hati dan kemampuan utk menyelesaikan penelitian ini.
Langkah pertamaku adalah membaca banyak referensi terkait pembelajaran berbasis STEM
Langkah keduaku adalah mencari dan menggali bagian mana yang bisa dikerjakan dengan sain, mana yang bisa menggunakan teknologi untuk mendesain, bagian mana yang sangat kuat matematikanya dan tentu saja yg terakhir harus ada adalah engineering... nah ini belum kutemukan....
     

Budaya Antri..... atasi kemacetan


GURU D LEBIH KHAWATIR JIKA MURIDNYA TIDAK BISA MENGANTRI KETIMBANG TIDAK BISA MATEMATIKA ?
ada kisah dari bapak Gatot (mantan Kadinas Dikbud Jateng), saat berkunjung di SMKN 2 Jepara. banyak hal yang beliau ceritakan namun yang paling berkesan dari cerita beliau adalah masalah antri
Seorang guru di Australia (Pak Gatot mengisahkan dr negara Australia karena memiliki kerjasama dengan jateng terkait bidang pendidikan, saya juga pernah ke sana utk belajar bahasa Inggris) pernah berkata :
“Kami tidak terlalu khawatir anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika”. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.” Saya tanya "kenapa begitu?”
Jawabnya :
1. Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.
2. Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak jadi penari, atlet, musisi, pelukis, dsb.
3. Karena semua murid sekolah pasti lebih membutuhkan pelajaran Etika Moral dan ilmu berbagi dengan orang lain saat dewasa kelak.
”Apakah pelajaran penting di balik budaya MENGANTRI?”
”Oh banyak sekali.."
1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya jika ia mendapat antrian di tengah atau di belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal.
4. Anak belajar disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.
7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai orang lain
10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
11. Dan masih banyak pelajaran lainnya, silakan anda temukan sendiri..
FAKTANYA di Indonesia..
Banyak orang tua justru mengajari anaknya dlm masalah mengantri dan menunggu giliran, sebagai berikut :
1. Ada orangtua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja!!”
2. Ada orangtua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
3. Ada orangtua yang memakai taktik atau alasan agar dia atau anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak mampu, dsb.
4. Ada orang tua yang marah-marah karena dia atau anaknya ditegur gara-gara menyerobot antrian orang lain, lalu ngajak berkelahi si penegur.
5. Dan berbagai kasus lain yang mungkin pernah anda alami.
Yuk kita ajari anak-anak kita, kerabat dan saudara untuk belajar etika sosial, khususnya ANTRI.
Budaya SUAP dan KORUPSI juga dimulai dari tidak mau belajar mengantri.....
.....
nah tahu kan sadar kan sekarang kita pentingnya budaya antri sejak dini, karena segala kemacetan di Indonesia karena tiada budaya antri. kalau ada aturan kendaraan ganjil genap diberlakukan mungkin mengurangi sedikit kemacetan, tapi jika yang disentuh pertama dunia pendidikan dengan membudayakan antri pasti 12 tahun yang akan datang tidak ada kemacetan yang membuat orang tegang...
mari mulai budayakan antri........