Minggu, 25 November 2012

  Tugas bahasa Inggris

DISCRIPTIVE RESEARCH

Discriptive research involves collecting data in order to test hypotheses or answer questions concerning the current status of the subject of the study. A discriptive study determines and reports the way things are. One common type of descriptive research involves assessing or opinions toward individuals, organizations, events, or procedures, pre-election political polls and market research surveys are example of this type of descriptive  research. Descriptive data are typically throught a questionnaire survey, an interview, or observation.
    Discriptive research sounds very simple; there is considerably more to it, however, than just asking  questions and reporting answers. Since one is generally asking questions that have not been asked before, instruments usually have to be developed for specific studies, instruments development requires time and skill. A major problem further complicating descriptive research is lack of response-failure of subjects to return questionnaires or attend scheduled interviews. If the response rate is low, valid conclutudes of principals toward research. You send a questionnaire to 100 principlas and ask the question, “Do you usually cooperate if asked to participate in a research study ?“ suppose 40 principals respond and they all answer “yes,” Could you than conclude that principals cooperate? No! Even though all those who responded said “yes,” those 60 who did not respond may never cooperative with research efforts. After all, they did not cooperate with you! Observational  research also involves complexities that are not readily apparent. Observers must be trained and forms must be developed so that data will be collected objectively and reliably.
    The following are examples of typical quetions investigated by descreptive research studies:
1.    How do second-grade teachers spend their time?  Second-grade teachers would be observed for a period of time and result would probably be presented as percentages, e.g., 60% of their time is spent lecturing, 20% asking or answering questions, 10% administering discipline, and 10% performing administrative duties, such as collecting milk money.
2.    How will citizens of yortown vote in the next presidential election? A survey of citizens of Yortown would be taken (questionnaire or interview), and result would probably be presented as percentages; e.g., 70% indicate they will vote for Peter Pure, 20% for George Graft, and 10% are undecided.
3.    How do parents feel about split-shift school days? Parents would be surveyed and result would probably be presented in terms of the percentages for, against, or undeside.

 
PENELITIAN DISKRIPTIF

Penelitian diskriptif menggunakan pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status subjek penelitian. Penelitian diskriptif menyimpulkan dan melaporkan situasi yang ada/ benar terjadi. Salah satu ciri umum dari penelitian diskriptif yaitu melibatkan penilain sikap atau pendapat terhadap kondisi individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur; poling sebelum pemilu dan survei penelitian pasar adalah contoh dari salah satu jenis penelitian diskriptif. Data penelitian diskriptif yaitu data yang dikumpulkan melalui survei kuesioner, wawancara atau observasi.

Penelitian diskriptif terdengar sangat sederhana, sebenarnya jauh dari sederhana, karena bukan hanya sekedar bertanya dan melaporkan jawaban. Karena sejak awal dalam penyusunan pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang belum pernah ditanyakan sebelumnya, instrumen biasanya harus dikembangkan sesuai dengan penelitian tertentu, pengembangan instrumen membutuhkan waktu dan ketrampilan. Masalah utama yang lebih rumit dalam penelitian diskriptif adalah kurangnya respon-kurang dukungan dari subjek untuk mengembalikan kuesioner atau menghadiri wawancara yang telah dijadwalkan. Padahal jika tingkat respon rendah, kesimpulan yang sebenarnya tidak dapat tergambar/ditarik kesimpulan yang benar. Sebagai contoh, misalnya Anda sedang meneliti untuk mengetahui partisipasi Kepala sekolah terhadap penelitian. Anda mengirim kuesioner kepada 100 Kepala sekolah dan bertanya,"Apakah Anda biasanya bekerja sama jika diminta untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian? Misalkan 40 Kepala sekolah merespon dan mereka semua menjawab "ya". Bisakah Anda kemudian menyimpulkan seluruh Kepala sekolah bekerja sama? Tentu tidak! Meskipun semua orang yang menanggapi  menyatakan "ya". Karena 60 Kepala Sekolah yang tidak menanggapi/merespon mungkin tidak pernah bekerja sama dalam kegiatan penelitian. Kenyataannya mereka tidak bekerja sama dengan Anda! Saat observsi juga memiliki kompleksitas yang tidak nampak. Pengamat harus dilatih dan mampu mengembangkan bentuk formulir dan harus mampu mengumpulkan 50 data sehingga dapat dikembangkan secara obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan.

Berikut ini adalah contoh pertanyaan khas  wawancara dalam kegiatan penelitian diskriptif :
1.  Bagaimana guru kelas dua menghabiskan waktu mereka? Guru-guru kelas dua akan diamati untuk
     jangka waktu tertentu dan hasilnya akan disajikan dalam prosentase, misalnya, 60% dari waktu
     mereka dihabiskan untuk mengajar, 20% bertanya atau menjawab pertanyaan, disiplin adminis-
     trasi 10% dan 10% mengerjakan tugas administrasi, seperti mengumpulkan uang susu.
2.  Bagaimana kemungkinan pilihan suara warga Yortown dalam pemilihan presiden mendatang?
     Sebuah survei dilakukan kepda warga Yortown yang akan memilih dengan (kuesioner atau
     wawancara), dan hasilnya akan disajikan dalam prosentase, misalnya, 70% mengindikasikan
     mereka akan memilih Peter Murni, 20% untuk Graft George, dan 10% ragu-ragu.
3.  Bagaimana pendapat orangtua tentang pembagian-pergeseran hari-hari sekolah? Orangtua akan
     disurvei dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk prosentase untuk mengetahui berapa yang
     menolak, atau ragu-ragu.

Rabu, 21 November 2012

Tugas latihan 13  bahasa inggris

Terjemahkan kalimat-kalimat di bawah ini. Kalau frasa nomina yang terletak di depan dalam kalimat itu panjang, tentukan terlebih dahulu batas antara NP dan VP-nya.
1.    The dramatic solution of this murder shows why the police are depending more and more on the   skettch technique to help them catch criminals.
Solusi yang dramatik dari pembunuhan ini menunjukkan (kepada kita) mengapa Polisi semakin tergantung pada teknik pembuatan sketsa (gambar muka manusia) untuk membantu mereka (Polisi) dalam menangkap para penjahat.
2.    Police have long been aware of the possible mistakes of weitnesses.
Polisi telah lama menyadari timbulnya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dari para saksi.
3.    Most of the important arrest in the last ten years were the result of the making of sketches.
Kebanyakan dari tahanan-tahanan yang penting selama sepuluh tahun yang terakhir adalah akibat dari perbuatan sketsa.
4.    The process of modernization can include the the production of modern technology to the villages but the vilagers.
Proses modernisasi dapat meliputi masalah pengenalan teknologi modern kepada desa dan orang-orang desa.
5.    A more important object in this case is not village but th to the villagers.
Sebuah obyek yang lebih penting dalam persoalan ini bukan desanya tetapi orang-orang desanya.
6.    The basic problem is not the transfer of technology.
Masalah yang mendasar bukanlah pengalihan teknologi.
7.    Suddenly the ox-like creature stood upright like a man.
Sekonyong-konyong makhluk yang menyerupai sapi jantan itu berdiri tegak lurus seperti seorang manusia.
8.    Another great  puppet-makeing nation is Turkey.
Bangsa pembuat wayang yang besar lainnya adalah bangsa Turki.
9.    At one time, Turkish power and influence covered the areas from Venice to the border of India.
Pada suatu ketikakekuasaan dan pengaruh bangsa Turki meliputi daerah-daerah dari Venesia sampai ke batas negara India.
10.    Most of the young ladies, whose average age is about 20, have come to Berlin in the past 18 months.
Kebanyakan wanita-wanita muda, yang usia rata-ratanya kurang dari 20 tahun, telah datang ke Berlin dalam masa delapan belas bulan yang terakhir.
11.    Bond`s thoughts went back to his last interview with the head of the British Secret  Service  in London.
Pikiran-pikiran Bond (James Bond) menerawang kembali ke interviewnya  yang terakhir dengan pimpinan Dinas Rahasia Inggris di London.
12.    The work of successful double agent can destroy the work and lives of dozens, perhaps hundreds, of other agents.
Kerja agen ganda yang berhasil dapat merusak pekerjaan dan nyawa berdosin-dosin, mungkin beratus-ratus agen yang lain.
13.    The invention of the steam engine was also a great help.
Penemuan mesin uap juga merupakan sebuah bantuan yang besar.
14.    This method of mass production is very practical and ef ficient.
Metode produksi masal ini sangat praktis dan efisien.
15.    Recently American TV film producers seem to have developed a liking  producing film which have persons of extraordinary abilities as their leading characters.
Baru-baru ini produser-produser film TV Amerika tampaknya telah mengembangkan suatu kesukaan untuk membuat film-film yang memiliki orang-orang berkemampuan luar biasa sebagai pemeran-pemeran utama mereka.
16.    The leading character, Colonel Steve Austin, played by Lee Majors, was an austronaut who had a terrible accident when he was on duty as a test pilot .
Pemeran (aktor) utamanya, yang bernama Colonel Steve Austin, yang dimainkan oleh Lee Majors adalah seorang astronot yang mengalami sebuah peristiwa yang mengerikan ketia dia dalam tugas sebagai pilot pengetes pesawat.
17.    A young child with eyes like those of a wild animal sat leaning against the bars of a wooden cage.
Seorang anak  muda yang memiliki mata seperti seekor binatang liar duduk bersandar pada jeruji-jeruji dari sebuah sangkar kayu.
18.    His parents, who lived in a small poor hut at Tampico, Mexico could do nothing but look at  each other helplessly.
Orang tuanya, yang hidup di dalam sebuah gubuk yang kecil di Tampico, Mexico, tidak dapat berbuat apa- apa kecuali saling memandang tanpa daya.
19.    An artist at the Bureau of Technical  Service of the New York Police Department was patiently questioning the witnesses, one at a time.
Seorang artis pada biro pelayaran teknik dari Departemen Kepolisian New York dengan sabar menanyai para saksi, satu persatu.
20.    The face of a youth with a large round nose and high forehead was formed.
Muka seorang anak muda dengan hidung yang besar dan bulat serta dahi yang besar terbentuk.
21.    The small piano in the home of the Handel Family was moved to the attic.
Piano kecil di dalam rumah keluarga Handel dipindah ke loteng.
22.    More than 2,500 years later, around nose A.D., the eastern Javanese began to influence the Balinese  and among other things they introduced the mixture of Hinduism and  animism which can still be felt in modern Bali.
Lebih dari 2,500 tahun kemudian disekitar tahun 1020 Masehi, Jawa Timur mulai mempengaruhi Bali dan di antaranya mereka memperkenalkan percampuran kepercayaan antar paham Hindu dan animisme yang masih dapat dirasakan sampai sekarang di daerah-daerah Bali sekarang ini.
23.    The natural beauty  of this country has caused it to be called “The Playground of the Middle East”.
Keindahan alami di negara ini telah menyebabkan negara itu mendapat julukan “The Playground  of The Middle East”
24.    Preparing the meals for the day often does not leave much time for other house-hold chores.
Penyiapan makanan untuk hari itu sering tidak menyisakan banyak waktu untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga lainnya.
25.    The first thing that caught my eyes were some flames dancing againts the dark sky.
Hal yang pertama yang dapat saya lihat adalah beberapa nyala api yang menari-nari di langit yang gelap (kegelapan malam).

Senin, 12 November 2012

jawaban

siapa yang menyuruh berjuang
siapa yang menaruh harapan
jika tiada dikehendaki
pastilah kan putus harapan
selagi ada asa
pastilah dituntut untuk terus berusaha
jika ditanya untuk apa menuntut ilmu di usia begini
jawablah..untuk mendapatkan arti hidup
karena pesona berawal dari banyaknya isi dalam kepala..kungan.
karena kekuatan berasal dari dalam diri kita
karena ilmu membuat kita hidup bermakna
karena ilmu membuat kita kuat
karena ilmu membuat kita bahagia
karena ilmu membuat kita mampu mengingat
karena ilmu adalah modal utama untuk bisa hidup bermanfaat
bagi diri sendiri, orang lain an ling

ujian...

Saat ujian harus dihadapi dan dijalani, jangan ada rasa pesimis atau ragu dalam hati sekecil apapun. Jangan dilihat siapa saingan kita siapa yang menguji kita, bagaimana kesiapan kita ,itulah yang akan membuktikan...



perjuangan.... berjuang..
memang panas...dingin...letih lelah gundah
perih pedih terluka teraniaya...
berat..susah..
TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

NAMA : INDRIA MUSTIKA
NIM : 0102512084
PRODI : MANAJEMEN PENDIDIKAN
KONSENTRASI KEPENGAWASAN

1.    Efektifitas  :
•    Derajat dimana organisasi mencapai tujuannya (Etzioni(1964:1887))
•    Keefektifan menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai (Streers(1980:234))
•    Kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan (Sergovani(1987:33))
Efektifitas menunjukan ketercapaian sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan Efektifitas organisasi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk merealisasikan berbagai tujuan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mampu bertahan untuk hidup  (Cheng(1981:506))
Efektifitas ditelaah dari :
-    Masukan yang merata
-    Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi
-    Ilmu dan  keluaran relevan dengan kebudayaan masyarakat
-    Pendapatan lulusan yang memadai
Efektifitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang ingin diharapkan sebagai mana telah ditetapkan. Parameternya dapat dinyatakan sebagai nilai ratio antar jumlah hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu berbanding dengan jumlah hal yang serupa yang diproyeksikan atau ditargetkan dalam kurun waktu tersebut.

2.    Kualitas Mutu
Kualitas sekolah diidentifikasikan dari banyaknya siswa yang berprestasi bidang akademik dan atau bidang lain serta lulusannya relevan dengan tujuan.
Kualitas sekolah adalah kualitas siswa yang mencerminkan kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif manajemen dalam proses peningkatan kualitas secara terus menerus. Pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab yang spesifik terhadap kualitas, setiap individu dalam sekolah dan stakeholders menyadari serta merealisasikan prinsip mencegah terjadinya kerusakan dan melaksanakan pandangan ba hwa kualitas adalah cara hidup (Way of life)
Mutu : Menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang atau jasa tertentu berdasarkan pertimbangan objek atas bobot dan/kinerjanya.
Mutu adalah jasa produk yang menyamai atau bahkan melebihi harapan pelanggan.
Mutu dalam lingkup kecil tidak ada kaitannya dengan stakeholders, yang diberikan setiap bagian dari organisasi/setiap aktifitas yang tidak selalu terkait dengan kebutuhan pelanggan. Mutu skala besar berkaitan dengan kinerja organisasi secara keseluruhan yang difokuskan secara sinergi pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan (Total Quality Manajerial) mutu/kualitas adalah kepuasan pelanggan.
Mutu      tidak ada keluhan pelanggan
Mutu Absolute  kepuasan pelanggan dengan rasa kebanggaan
Mutu absolute dalam bidang pendidik sulit dicapai Karena penilaian dari beberapa pihak dan manajemen jasa yang heterogen. Konsumen/organisasi menilai dari berbagai arah dan aspek/arah memiliki ukuran-ukuran mutu tertentu.
Ukuran mutu diterapkan secara relative berdasarkan kebutuhan pelanggan. Mutu sekolah baik jika sekolah tersebut dapat menyajikan/menyediakan jasa yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggannya.
3.    Produktifitas
Adalah keluaran yang banyak dan bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan sekolah
Semakin banyak dan semakin memuaskan pelayanan yang diberikan lembaga terhadap pelanggan/customer, maka lembaga semakin produktif
Tiga (3) pendekatan mengukur produktifitas :
1.    The Administrator’s Production Function, Memfokuskan pada tatanan lembaga dalam mekanisme kepemimpinan dan manajemen yang memberikan perhatian pada kepuasan pelanggan, terutama pada peran pemimpin dalam satuan pendidikan dalam memberikan layanan terhadap customer. Semakin banyak dan semakin memuaskan pelayanan semakin produktif lembaga tersebut.
Lima (5) penentu kualitas pelayanan (Service Quality)
1.    Tangibles : Penampilan Fisik
2.    Reliability : kemampuan melayani dan menyelenggarakan pelayanan dengan tepat dan terpercaya seperti yang dijanjikan
3.    Responsivenees : keinginan membantu pelanggan dengan menyediakan pelayanan dengan cepat
4.    Assurance ; berkaitan dengan kompetensi (kemampuan dan pengetahuan personel), Courtesy (Keramahan penghargaan dalam berhubungan), credibility (pelayanan berpegang teguh kepercayaan dan keyakinan pelanggan), dan security (pelayanan bebas dari resiko bahaya dan keraguan)
5.    Empathy : kepedulian terhadap pelanggan, selalu memperhatikan dan menyenangkan.
2.    The Psychologist’s Production Function
Menitikberatkan pada perubahan prilaku peserta didik sebagai hasil belajar . produktifitasnya diukur  dengan melihat perubahan prilaku siswa, hasil dari proses belajar mengajar yang memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai/berdasarkan karakteristik dan tugas belajar siswa serta mengembangkan potensi siswa secara menyeluruh.
Mengutamakan proses belajar-mengajar/proses pendidikan yang bermutu menempatka hak dan kewajiban siswa diposisi yang penting, terutama untuk menjamin peningkatan harga diri siswa.
3.    The Ecomomic’s Production Function
Adalah mengukur produktifitas dari keuntungan yang diperoleh siswa setelah melakukan pengorbanan waktu, tenaga, uang, dan lain-lain. Pendidikan dipandang sebagai human capital atau penanaman sumber daya manusia yang menghasilkan manfaat yang luar biasa.
Pendidikan yang produktif adalah pendidikan yang memiliki benefit terhadap individu yang melakukannya berupa kemampua, keahlianyang relevan dengan kehidupan dan dapat menolong diri dan keluarga dalam kehidupannya. Pendidikan yang produktif mampu menciptakan keuntungan social (Social benefit) sebagai akibat pemahaman seluruh lulusan untuk menciptakan kehidupan yang bermutu dan menguntungkan lingkungan.
4.    Efisiensi
Suatu kegiatan dikatan efisien bila tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal.
Menurut Simon (1982), efisiensi sebagai perbandingan antara input dan output, tenaga dan hasil, belanja dan masukan, biaya dan kesenangan yang dihasilkan.
Engkoswara (1987) efisiensi sekolah sebagai kegairahan atau motivasi belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar, kepercayaan berbagai pihak, dan pembiayaan, waktu, dan tenaga yang kecil namun menghasilkan yang besar
Efisiensi dabagi menjadi dua(2) :
1.    Efisiensi internal : Hubungan antara output pendidikan (prestasi belajar) serta input (Sumber Daya)yang digunakan untuk memproses atau menghasilkan output pendidikan.
Efisiensi internal sering diukur dengan biaya efektivitas. Efisiensi internal system pendidikan dinyatakan oleh rasio Cost effectiveness, cara mengukurnya dengan membandingkan output yang segera dari system dengan keuntungan akhirnya.
2.    Efisiensi Ekternal : hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan kemanfaatan atau keuntungan kumulatif yang didapat setelah kurun waktu yang panjang diluar sekolah.

Kamis, 08 November 2012

KEPEMIMPINAN MODEL PATH GOAL
(TEORI JALUR TUJUAN KEPEMIMPINAN)

A.    PENDAHULUAN
 Dalam kehidupan mahluk hidup kepala merupakan salah satu sumber kehidupan selain jantung. Jika kepala ada masalah maka akan terasa seluruh tubuh. Jika kepala terpenggal maka matilah tubuh. Begitu sangat penting arti sebuah kepala bagi kehidupan tubuh. Di dalam kepala terdapat otak yang menjadi  pusat pengatur segala aktifitas tubuh baik yang terlihat mata maupun tidak. Begitu menakjubkan karya Tuhan pada mahluknya, pengaturan yang kompleks dan sempurna.
 Begitu juga kepala yang berarti pemimpin dalam sebuah organisasi. Pemimpin adalah pusat instruksi dari jalannya visi misi suatu organisasi. Jika pemimpin tidak berfungsi semestinya maka akan terganggu semua aktifitas dalam orgnisasi tersebut. Jika pemimpin mati maka akan berakibat fatal pulalah organisasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam sebuah organisasi menduduki peranan yang sangat vital. Kedudukan yang vital ini diperlukan kompetensi yang tinggi dalam hal kepemimpinan, agar sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik dan berkembang sesuai tujuan awal mendirikan organisasi itu, harus mampu membangun team work yang solid dari komponen-komponen dalam organisasi. Kemampuan dalam menciptakan team work ditentukan oleh kompetensi kepemimpinan seseorang. Kepemimpinan yang mampu memanfaatkan secara maksimal seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Bukan hanya membuat keputusan-keputusan penting namun juga kemampuan melibatkan faktor-faktor yang tersedia.
Memimpin merupakan suatu kegiatan yang terus-menerus, mengelola sumber daya, mengelola perasaan anggota/karyawan, mengelola sikap dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu kepemimpinan yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi yang berbeda dan kadang berubah-ubah, karena jika ajeg/sama modelnya maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.  Seorang pemimpin diharapkan mampu mempengaruhi semua aspek dalam organisasi.

B.    PEMBAHASAN
a.    Arti Kepemimpinan
       Kepemimpinan berasal dari kata pimpin artinya tuntun, bimbing yang mendapatkan imbuhan ke-an yang artinya menjadi perihal memimpin, cara memimpin. Dalam Ensiklopedia Umum halaman 549, kepemimpinan diartikan sebagai hubungan yang erat antara seorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama, hal itu ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari manusia yang satu itu yang disebut pemimpin atau yang memimpin.
       Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1083:123), menurut Robbins (2002:163) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Menurut Ngalim Purwanto (1991: 26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan  dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya  kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
       Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin untuk mempengaruhi perilaku orang lain menuju keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu atau dengan kalimat lain bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Apa yang diharapkan seorang manajer dari orang-orang bawahannya dan cara ia memperlakukan mereka, sangat menentukan pekerjaan mereka serta kemajuan kariernya. Seorang manajer diharapkan mampu menciptakan harapan-harapan besar mengenai pekerjaan yang dipenuhi orang-orang bawahan. Pemimpin yang kurang semangat/giat akan gagal untuk mengembangkan harapan-harapan anggota organisasi tersebut sebagai akibatnya produktifitas bawahannya akan terganggu. Kepemimpinan situasional merupakan kondisi  dalam organisasi yang berbeda-beda dan kadang berubah-ubah memerlukan jenis kepemimpinan yang situasional.
Adapun yang termasuk dalam jenis kepemimpinan situasional ini adalah;
     Model Kontingensi Fiedler
     Model Partisipasi Pemimpin Vroom-Yetton
     Model Kepemimpinan Jalur-Tujuan (Path-Goal Theory)
     Model Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard

Pada kesempatan ini kami akan membahas model kepemimpinan Jalur Tujuan serta penerapannya dalam manajemen dan kepemimpinan pendidikan.

b.    Penjelasan mengenai model Kepemimpinan Jalur Tujuan
       Kepemimpinan pada model Jalur Tujuan ini menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan prestasi kerja bawahannya, dalam situasi kerja yang berbeda-beda. Teori ini memusatkan perhatian pada cara pemimpin mempengaruhi prestasi kerja bawahan tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalan meraih tujuan.
Dasar dari teori ini adalah teori motivasi harapan (expectancy theory) yang menyatakan bahwa motivasi seseorang tergantung pada harapan akan imbalan dan valensi atau daya tarik imbalan tersebut.
Penekanan disini adalah kemampuan pemimpin untuk memberikan imbalan dan menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh bawahan untuk memperoleh imbalan itu.
Pokok-pokok penting dalam teori Path Goal adalah;
1.    Pemimpin memenuhi kebutuhan bawahan yang berkenaan dengan efektivitas pekerjaan
2.    Pemimpin memberikan latihan, bimbingan dan dukungan yang dibutuhkan oleh bawahannya
Path Goal berusaha meramalkan efektifitas kepemimpinan dalam berbagai situasi, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positiv, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Diberi nama Path Goal karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempungaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri dan jalan untuk menghadapi tujuan.
Teori pengharapan (expentanci theory) menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh hubungan antara usaha dan prestasi (Path Goal) dengan valensi dari hasil (Goal attractiveness). Individu akan memperoleh kepuasan dan produktif ketika melihat adanya hubungan kuat antara usaha dan prestasi yang mereka lakukan dengan hasil yang mereka capai dengan nilai tinggi. Pemimpin yang efektif yang membantu bawahan mengikuti cara untuk mencapai hasil yang bernilai tinggi.
Teori Path Goal, menganjurkan pemimpin terdiri dari 2 fungsi dasar:
1.    Memberi kejelasan alur.
Seorang pemimpin harus mampu membantu bawahannya dalam memahami bagaimana cara kerja yang diperlukan dalam menyelesaikan tugasnya
2.    Meningkatkan jumlah hasil (reward)
Bawahannya memberi dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka
Dalam membentuk fungsi tersebut, pemimpin dapat mengambil berbagai gaya kepemimpinan.
Empat gaya kepemimpinan yang di jelaskan dalam Path Goal
•    Kepemimpinan pengarah (directive leadership)
Pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan meraka, memberitahukan jadwal kerja yang harus di sesuaikan dan standar kerja, serta memberi bimbingan/arahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, termasuk didalamnya aspek perencanaan organisasi, koordinasi dan pengawasan.
•    Kepemimpinan pendukung (supportive leadership)
Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi. Sebagai usaha untuk mengembangkan  hubungan interpersonal yang menyenangkan diantara kelompok. Kepemimpinan model ini memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka mengalami frustasi dan kekecewaan.
•    Kepemimpinan partisipatif (partisipative leadership)
Pemimpin model ini tidak segan-segan berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran serta ide-ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.
•    Kepemimpinan berorientasi prestasi ( achievement oriented leadership)
Gaya ini seorang pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi seoptimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut.
Dengan menggunkan gaya kepemimpinan tersebut, pemimpin harus berusaha untuk mempengaruhi persepsi para karyawan/bawahannya dan mampu memberikan motivasi, dengan cara mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja yang efektif.
       Model kepemimpinan jalur tujuan menyatakan pentingnya pengaruh pemimpin terhadap persepsi bawahan, mengenai tujuan kerja, tujuan pengembangan diri dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah teori motivasi eksperimental. Model ini di populerkan oleh Robert Hause yang berusaha yang berusaha memprediksi ke-efektifan kepemimpinan dalam berbagai situasi.Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja para bawahan.
       Menurut teori ini ada dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah:
1.    Karakteristik pribadi para bawahan,  diantaranya;
-    Letak kendali (locus of control), keyakinan individu bahwa reward/hasil yang diperoleh adalah hasil usaha sendiri  (kendali internal), yang paling tepat adalah model kepemimpinan participate. Letak kendali eksternal adalah bila mana hasil kerja tersebut berasal dari pemimpin yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk sehingga memcapai hasil kerja yang optimal.
-    Kesediaan untuk menerima pengaruh (authoritarisme), kesediaan untuk menerima pengaruh dari orang lain
-    Kemampuan (abilities), kemampuan dan pengalaman bawahan akan mempengaruhi hasil kerja.
2.    Lingkungan internal organisasi ada beberapa yang perlu diketahui yaitu
-    Struktur tugas, struktur kerja yang tinggi akan mengurangi peran pemimpin, model kepemimpinan pada lingkungan kerja ini adalah model kepemimpinan directive, dimana pemimpin  memberitahu apa yang diharapkan dan memberi bimbingan pada bawahan
-    Wewenang formal, wewenang formal yang tinggi akan membagi habis tugas, maka kepemimpinan yang tepat pada kondisi ini adalah kepemimpinan jenis directive
-    Kelompok kerja, kelompok kerja dengan tingkat kerjasama yang tinggi kurang membutuhkan kepemimpinan jenis yang tepat adalah kepemimpinan jenis supportive, karena bawahan sudah memahami tugas pokok fungsinya, pemimpin hanya memberikan dorongan untuk mencapai tujuan dengan sempurna.
 Teori ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan.
  Cara seorang pemimpin mempengaruhi bawahan sebagai berikut;
c.    Memperjelas jalan sehingga bawahan tahu jalan mana yang harus dilalui/pergi
d.    Menghapus hambatan yang menghadangi jalan
e.    Menghapus hambatan yang menghentikan mereka pergi kesana/tujuan
f.    Meningkatkan penghargaan disepanjang rute
Dalam penerapan teori ini ada sisi kelemahannya yaitu terletak pada ketidakmampuannya dalam meramalkan partisipasi kerja bawahan karena dapat dikatakan bahwa peningkatan kepuasan tidak selalu dapat diidentikkan dengan peningkatan prestasi kerja. Teori ini belum mempunyai makna operasional yang memadai, perlu pengembangan lebih lanjut.
c.    Implikasi kepemimpinan gaya Path Goal dalam Manajemen Pendidikan
       Manajemen dalam bahasa Inggris artinya to manage, yaitu mengatur atau mengelola, secara etimologi manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan(Stoner, dalam buku Hikmat 2009).
Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik diberi awalan men- menjadi mendidik yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran). Secara etimologi pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan potensinya sehingga ia mencapai ia mencapai kualitas diri yang lebih baik.
Dengan demikian arti manajemen pendidikan  adalah proses terus menerus yang dilakukan oleh organisasi pendidikan melalui fungsionalisasi unsur-unsur manajemen tersebut, yang didalamnya terdapat upaya saling mempengaruhi, saling mengarahkan, dan saling mengawasi sehingga seluruh aktivitas dan kinerja organisasi pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Secara terminologi manajemen pendidikan pada hakekatnya adalah usaha-usaha yang berhubungan aktivitas pendidikan yang di dalamnya terjadi proses mempengaruhi, memotivasi kreatifitas anak didik dengan menggunakan alat-alat pendidikan, metode, media, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan pendidikan.
       Implementasi teori Path Goal dalam manajemen pendidikan adalah pada saat fungsionalisasi unsur-unsur manajemennya. Bagaimana seorang manajer dituntut untuk mampu menggerakkan seluruh unsur-unsur manajemen dalam lembaga pendidikan.  Keadaan lembaga pendidikan akan kondusif jika sumber daya manusia yang menggerakkan lembaga pendidikan tersebut kuat, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Lembaga pendidikan yang dipimpin oleh seorang profesional mampu mengatur penempatan personilnya sesuai dengan spesialisasinya, mengatur sistem gaji dengan perbedaan yang adil disesuaikan dengan masa kerja, beban kerja dan pertimbangan lainnya, dengan demikian akan memotivasi untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya, terutama berhubungan dengan  pengayaan ilmu pengetahuan dan pengalaman analisis ilmiah terhadap bidang studi yang diajarkan. Hal ini berkaitan dengan motivasi kerja dalam lembaga pendidikan. Manajemen pendidikan juga mengkaji efisiensi dan efektifitas  pelaksanaan kinerja lembaga pendidikan dengan mempertimbangkan tujuan-tujuan pendidikan, kegiatan pendidikan, jumlah sumber daya manusia atau staf yang memadai,   disiplin kerja, upah yang proporsional, bonus yang presentatif,  standardisasi pekerjaan yang sistematis, pertanggungjawaban yang obyektif, penerapan balas jasa atau insentif yang motivasional, dan pengembangan lembaga yang dapat terukur keberhasilannya.
 Contoh konkritnya adalah saat lembaga mengadakan suatu kegiatan maka pemimpin dibantu rekan kerja menunjuk sebuah panitia yang terdiri dari beberapa rekan kerja, tentu saja pengaturan tugas disesuaikan dengan kemampuan personilnya. Untuk menumbuhkan motivasi kerja yang optimal maka diberikan reward atau insentif yang disesuaikan dengan kemampuan lembaga.
C.    KESIMPULAN
       Pada teori kepemimpinan Jalur Tujuan ini menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi motivasi dan prestasi kerja bawahannya, dalam situasi kerja yang berbeda-beda. Teori ini memusatkan perhatian pada cara pemimpin mempengaruhi prestasi kerja bawahan tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalan meraih tujuan. Teori Path Goal, menganjurkan pemimpin memiliki  dua fungsi dasar yaitu memberi kejelasan alur dan meningkatkan jumlah hasil (reward).
Teori ini menekankan tanggung jawab pemimpin untuk meningkatkan motivasi karyawan agar tujuan personal dan organisasional tercapai. Pemimpin meningkatkan motivasi bawahan dengan cara menunjukkan jalan menuju hadiah yang tersedia atau meningkatkan reward yang diinginkan atau diharapkan oleh bawahan. Tugas pemimpin disini adalah bagaimana bawahan bisa mendapatkan hadiah atas kerjanya, dan bagaimana seorang pemimpin menjelaskan dan mempermudah jalan menuju hadiah. Teori ini pemimpin mengubah perilakunya untuk bisa sesuai dengan situasi.
D.    SARAN
Lembaga  pendidikan pada saat ini tepat menggunakan teori kepemimpinan Jalur Tujuan, karena memunculkan motivasi kerja yang maksimal dari personil lembaga. Dengan memberikan reward maka semangat kerja akan tinggi dan hal ini berdampak pada kinerja lembaga akan semakin mudah jalan menuju kesuksesan tujuan lembaga.
E.    KEPUSTAKAAN
Amirullah. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Terry. 2012. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Hikmat. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Safaria,Triantoro. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sashkin dkk. 2011. Prinsip-prinsip Kepemimpinan. Jakarta: Erlangga.
Fahmi, irham. 2012. Manajemen Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta.



Sekedar untuk menambah pengetahuan Mode / Fashion

Model Jas Pria

 

Pria pekerja kantoran pasti hampir setiap jam kerja selalu mengenakan jas. terlebih pria dengan posisi jabatan tertentu. Model jas pria yang ada di pasaran saat ini sangat beragam. Bila dulu model jas pria terlihat kaku dan memberi kesan "angkuh dan sombong" bagi para pemakainya, saat ini kita bisa menemukan model jas pria yang lebih trendy dan casual sehingga para eksekutif muda pun tidak akan tampak jauh lebih tua dari usia yang sebenarnya. Ini terjadi karena banyak pria yang tidak lagi cuek dengan penampilan dan mereka lebih memperhatikan soal fashion dan gaya berbusana. walaupun pada dasarnya jas pria hanya dikenakan pada suasana resmi seperti ke kantor, resepsi pernikahan, dan pertemuan - pertemuan sosia, namun setiap pria harus bisa menentukan jenis dan model jas seperti apa yang pantas dikenakan pada setiap event yang berbeda.

 

Secara internasional, model jas pria dibedakan menjadi 3, yaitu:

 

BRITISH / ENGLISH STYLE

Model jas pria English style ini ditandai dengan 1 sampai 2 kancing di bagian depan. Kesan yang ingin ditampilkan dari model jas English style ini adalah kesan yang formal dan elegan.

Berikut ini adalah beberapa contoh model jas pria English Style:

 

 

 

 

 

 

 

ITALIAN / CONTINENTAL STYLE

Model jas jenis ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari model jas English style. Yang membedakan hanyalah ukuran celana yang dikenakan biasanya lebih besar serta lebih pendek dari biasanya. Kemeja yang digunakan untuk dipadukan dengan model jas pria ini adalah biasanya putih, biru, atau warna - warna lain yang sifatnya klasik. Kesan yang ingin ditampilkan dari model jas pria ini adalah kesederhanaan .

Berikut ini adalah beberapa contoh model jas pria Italian / Continental Style:

 

 

 

 

 

 

 

AMERICAN STYLE

Model jas pria American Style ini terlihat lebih gaya serta lebih santai dan informal. Dengan tambahan padding pada setiap bahu membuat pemakainya tampak lebih tegap.

Berikut ini adalah beberapa contoh model jas pria American Style:

 

 

 

 

 

Jumat, 28 September 2012

tugas b. Inggris latihan 11 dan 12



Latihan 11
Terjemahkan kalimat-kalimat berikut dan gunakan kamus. Hati-hatilah waktu menafsirkan makna-makna kalimat ini
1.      a. The man in white is my teacher.
b. The man whose shirt is white works in the post office.
c. The man who is wearing a white shirt passes my house ever day.
a. Orang yang berbaju putih itu guru saya
b. Orang yang berbaju putih itu bekerja di Kantor Pos
c. Orang yang memakai baju putih itu melewati rumah saya setiap hari
2. a. The Balinese dance is the ritual dance called ‘Baris’
     b. The Balinese dance the name of which is ‘Baris’ is ritual dance.
     c. This Balinese dance is called ‘Baris’. It is a ritual dance.
 a.  Tarian Bali itu tarian ritual yang disebut “BARIS”
      b. Tarian Bali yang namanya “BARIS” itu adalah sebuah tarian ritual
      c. Tarian Bali ini disebut “BARIS”. Tarian Bali adalah sebuah tarian ritual.
3. a. The Balinese girl whose name is Luh Sudari has Visited several countries.
     b. That Balinese girl is Luh Sudari. She has visited several countries.
     c. That girl who has visited several countries is a famous Balinese dancer.
a.  Gadis yang namanya Luh Sudari telah mengunjungi beberapa Negara.
     b. Gadis Bali itu bernama Luh Sudari. Dia telah mengunjungi beberapa negara.
            c. Gadis yang telah mengarungi beberapa negara itu adalah seorang penari Bali yang terkenal.

4. a. That boy is a good musician. His father is a mandolin player.
     b. That man who is playing the mandolin has a son who can also play music.
     c. The boy whose father is a mandolin player can play the guitar well.
a.  Anak itu seorang musisi yang baik. Ayahnya adalah seorang pemain mandolin.
b. Orang laki-laki yang memainkan mandolin itu mempunyai seorang putra yang juga bisa bermain musik.
  c. Anak yang ayahnya adalah adalah seorang pemain mandolin dapat bermain gitar dengan baik.
5. a. The car of which the colour is white is brand new.
     b. That car is new. Its colour is white.
     c. The car which is white is new.
  a. Mobil yang warnanya putih itu benar-benar baru.
                     b. Mobil itu baru. Warnanya putih.
         c. Mobil yang berwarna putih itu baru.
6. a. The girl whose car is running very fast is Sharry Affandi.
     b. That girl is Sharry Affandi. Her car can run very fast.
     c. The car that is running over there belongs to Sharry Affandi.
a. Gadis yang mobilnya berjalan sangat cepat itu bernama Sharry Affandi (adalah Sharry Affandi)
       b. Gadis itu bernama Sharry Affandi mobilnya dapat lari kencang sekali.
       c. Mobil yang berjalan di sana itu milik Sharry Affandi.

7. a. The town which you passed ten minutes ago is called Cianjur.
     b. The town the people of which are very religious is Cianjur.
     c. You have passed the town which is called Cianjur.
.     a. Kota yang kamu lewati 10 menit yang lalu disebut (bernama) Cianjur.
        b. Kota yang penduduknya sangat taat beragama (religius) itu adalah Cianjur.
        c. Kamu telah melewati kota yang disebut Cianjur.
8. a. I happen to remember a friend of mine who lives in this town.
     b. A friend of mine that I remember is a friendly and pretty girl.
     c. A friend of mine whose name I happen to remember is a pretty girl.
.    a. Saya kebetulan ingat seorang teman saya yang berdiam di kota ini.
   b. Seorang teman saya yang saya ingat adalah seorang gadis yang ramah dan cantik.
 c. Senang teman saya yang namanya kebetulan saya ingat adalah seorang gadis yang cantik.
9. a. The man whose house is situated on that hill lives alone.
     b. The man lives alone. His house is situated on that hill.
     c. Do you know the man that lives alone on that hill?
a. Orang laki-laki yang rumahnya terletak di atas bukit itu hidup sendirian.
       b. Orang laki-laki itu hidup sendirian. Rumahnya terletak di bukit itu.
       c. Apakah kamu tahu orang/ laki-laki yang hidup sendirian di bukit itu?
10. a. The bicycle that is there is mine.
       b. Bicycle the saddle of which is torn is very expensive.
       c. The bicycle is very expensive. Its saddle is torn.
  a. Sepeda yang berada di sana itu kepunyaan saya.
         b. Sepeda yang sadelnya sobek itu sangat mahal.
         c. Sepeda itu sangat mahal. Sadelnya sobek.

Latihan 12
Carilah makna-makna arti frasa-frasa nomina di bawah ini. Gunakan kamus anda!
1.      English as a Second language.
Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
2.      A Saturday afternoon at the American Museum of National History the world’s longest suspension bridge.
Suatu hari sabtu sore di museum Sejarah Nasional Amerika.
3.      One of the most active leaders of the Association of Indonesian Business woman.
Salah seorang dari pemimpin-pemimpin yang paling aktif di Persatuan Wanita Bisnis Indonesia.
4.      A Strong and attractive personality.
Sebuah kepribadian yang kuat dan menarik.
5.      A special program in which I interview people from all walks of life.  
Sebuah program khusus tempat saya mewawancarai orang-orang dari semua segi kehidupan (dari semua kelompok masyarakat).
6.      Other people’s opinions and ideas
Gagasan dan pendapat orang-orang lain.
7.      One of the missions of the university students to help people improve their conditions.
Salah satu misi dari mahasiswa universitas untuk membantu orang-orang dalam memperbaiki keadaan/ kondisi mereka.
8.      Mutual communications between university students and the rest of the people.
Komunikasi timbal balik antara mahasiswa universitas dengan masyarakat lainnya.
9.      The role of students is in this situation.
Peran mahasiswa dalam situasi ini.

10.  Voluntary services and community development programs in which students are sent to rural areas.
Pelayanan-pelayanan sukarela dan program-program pengembangan (pemberdayaan) masyarakat tempat mahasiswa dikirimkan ke daerah-daerah pedesaan.
11.  Church bell ringing.
Bel/ genta gereja yang berdentang.
12.  A small spot on the map of Indonesia.
Sebuah titik kecil dipeta Indonesia.
13.  A part time teacher giving lessons in traditional Balinese dances at the Conservatory of traditional music and dances.
Seorang guru sambilan/ paro waktu yang memberi pelajaran tari-tarian tradisional Bali di Konservatori musik dan tarian tradisional.
14.  The words often spoken aloud in front of other relatives
Kata-kata (kalimat) yang sering diucapkan keras di muka keluarga jauh lainnya.
15.  A young woman who must have been the mother of the children
Seorang wanita muda yang pasti menjadi ibu anak-anak itu.
16.  Opportunities to take part in dancing occasions
Kesempatan-kesempatan untuk mengambil bagian dalam pertunjukan menari.
17.  An extraordinary talent for taking immediate and practical action
Sebuah bakat yang luar biasa untuk mengambil langkah yang cepat dan praktis.
18.  Colonel Steve Austin played by Lee Majors
Kolonel Steve Austin yang dimainkan oleh Lee Majors.
19.  Enthusiatic music that needed a lot of energy
Musik yang peniuh semangat yang memerlukan banyak energi.
20.  A sketch based on careful questions
Sebuah Sketsa yang didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan hati-hati.