Jumat, 18 September 2015

Istilah di Bidang Garment dan Fashion

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu. Pada kesempatan ini, penulis akan memberikan beberapa daftar istilah yang biasa di temukan di dunia garment dan fashion.

Aksesori, adalah bahan pelengkap yang digunakan untuk pakaian, misalnya kancing, renda, katup sleret, dan lain-lain.

Accu Mark, adalah alat yang dilengkapi komputer digunakan untuk mendesain pakaian, membuat pola, grading sampai gambar penataan pola.

Automatic Steam Iron, adalah seterika otomatis yang dilengkapi pengatur suhu dan air yang secara otomatis dapat mengatur pemberian uap.

Bundel, adalah ikatan dari sejumlah komponen pakaian.

Bor Kain, adalah alat bor yang digunakan untuk memberi tanda pada komponen pakaian, misalnya tempat saku, kupnat, dan lain-lain.

Course, adalah arah jeratan kain rajut.

Core Spun, adalah benang inti multifilament yang dibungkus oleh serat-serat spun.

Cacat Kritis, adalah cacat jahitan pada pakaian yang terlihat dan menyebabkan pakaian tidak dapat dipakai.

Cacat Mayor, adalah cacat jahitan pada pakaian tetapi pakaian masih dapat dipakai.

Cacat Minor, adalah cacat jahitan kecil pada pakaian dan tidak begitu terlihat.

Face to Face, adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luat kain saling beradu.

Face Down, adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luar kain menghadap ke bawah.

Face Up, adalah penyusunan kain dengan posisi bagian luar kain menghadap ke atas.

Fashion, adalah mode pakaian.

Grading, adalah memperbesar atau memperkecil pola sesuai dengan ukuran yang ditentukan.

Glace Cotton, adalah benang kapas yang permukaannya diberi lapisan khusus sehingga menjadi kaku dan licin.

Interlining, adalah kain yang digunakan sebagai pengeras komponen tertentu pada pakaian.

Intralooping, adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang yang dikait oleh lengkungan berikutnya dari benang yang sama.

Interlooping, adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang atas yang dikait oleh lengkungan benang bawah.

Interlacing, adalah pembentukan jeratan dari sebuah lengkungan benang atas yang melingkar pada lengkungan benang bawah.

Jeratan Rantai, adalah jeratan yang terbentuk dari satu atau lebih benang jarum yang menembus kain dan membentuk lengkungan, kemudian dijerat oleh lengkungan berikutnya sehingga bentuk jeratannya seperti rantai.

Jeratan Kunci, adalah jeratan yang terbentuk dari dua atau lebih kelompok benang, dimana benang atas menembus bahan dan dikunci oleh benang bawah atau benang sekoci.

Jpm, adalah jeratan per menit.

Katup Sleret atau Zipper adalah dua helai kain dengan ukuran tertentu yang salah satu sisinya masing-masing mempunyai gigi berbentuk spiral atau berbentuk rantai yang terbuat dari metal atau nylon dan diberi tarikan serta kunci pada ujung gigi sehingga bisa saling menutup apabila ditarik.

Kertas Pola, adalah kertas khusus berwarna putih yang digunakan untuk membuat pola.

Kertas Anti Lengket, adalah kertas putih tipis yang diletakkan di antara susunan kain untuk mencegah agar komponen yang dipotong tidak lengket satu dengan yang lain.

Kertas Marker, adalah kertas khusus dengan lebar tertentu dan berbentuk rol untuk menggambar penataan pola.

Kerah Shanghai, adalah kerah kecil yang dipasang berdiri pada leher.

Kerah Langsung, adalah kerah yang dibuat langsung menyatu dengan bagian badan depan.

Kerah Bulat, adalah kerah yang berbentuk bulat dan dipasang agak berdiri.

Kerah Rebah, adalah kerah yang dipasang pada leher dengan posisi rebah atau jatuh ke bagian depan.

Lay Out By Product, adalah tata letak mesin berdasarkan urutan proses pengerjaan.

Lay Out By Operation, adalah tata letak mesin berdasarkan kelompok operasi pengerjaan.

Lay Out By Stationary, adalah tata letak mesin yang dapat dipindahkan mengikuti bahan baku yang diolah.

Law (Warp), adalah arah panjang kain.

Marker, adalah gambar penataan pola.

Manufaktur, adalah pembuatan barang-barang dengan skala besar baik dengan tangan maupun mesin.

Marcerisasi, adalah proses penyempurnaan pada bahan kapas untuk meningkatkan ketahanan kusut.

Multifilament, adalah beberapa benang filament yang dirangkap dan digintir menjadi satu dan diberi penyempurnaan resin yang dapat menyatukan rangkapan tersebut.

Mon Voven, adalah kain yang dibuat dari lapisan-lapisan surat secara mekanik, kimia, thermal atau saling mengkaitkan antar serat menggunakan jarum.

One Way Spreader, adalah mesin penggelar dan penyusun kain yang berjalan satu arah dengan permukaan kain menghadap ke atas atau ke bawah.

Operations Process Chart, adalah bagan proses pengerjaan yang disesuaikan dengan urutan pengerjaannya.

Penakik, adalah alat untuk memberikan tanda takil dengan bentuk V atau lurus pada bagian tertentu komponen.

Pakan (Weft), adalah arah lebar kain.

Sintetik, adalah buatan atau tiruan.

 




 Istilah di Bidang Garment dan Fashion

Soft Cotton, adalah benang kapas yang pada waktu proses pengelantangan atau pencelupan ditambahkan zat pelemas.

Tailor, adalah tukan jahit pakaian.

Translucent, adalah transparan atau tembus pandang.

Thermal, adalah suhu panas atau pemanasan.

Up to date, adalah tidak ketinggalan zaman.

Wash and Wear, adalah cuci, keringkan langsung pakai.

Wale, adalah arah jajaran kain rajut.

Waktu Standar, adalah waktu kerja yang dilakukan oleh operator yang mempunyai keterampilan standar untuk pekerjaan tertentu.

Waktu Kerja, adalah waktu efektif untuk bekerja.

Wased Cotton, adalah benang kapas yang pada waktu penyempurnaan diberi minyak parafin atau silikon sehingga benang tahan gesekan.

Prosedur Pengoperasian Mesin-Mesin Penjahitan Sesuai Standar Persyaratan di Industri

Prosedur Pengoperasian Mesin-Mesin Penjahitan Sesuai Standar Persyaratan di Industri


Untuk melakukan pekerjaan penjahitan, maka diperlukan pengetahuan dalam mengoperasikan mesin-mesin penjahitan sesuai dengan standar persyaratan di industri.


  1. Prosedur Menghidupkan Mesin Jahit
    • Menyalakan stop kontak
    • Menyalakan mesin pada posisi ON
    • Ketika akan meng-ON-kan mesin, posisi kaki kanan mengerem pedal, maka akan terdengar suara dengungan mesin, bila tidak terdengar maka lakukan cek kembali pada motor. Apabila keluar angin berarti mesin dalam keadaan benar untuk menjahit.
    • Apabila mesin tidak berbunyi atau tidak mengeluarkan angin, maka matikan mesin dengan segera (OFF) untuk menghindari mesin terbakar.
  2. Teknis Menjalankan Mesin Jahit
    Teknik ini digunakan untuk memeriksa kondisi mesin jahit (baik/tidak).
    • Lakukan pemeriksaan kondisi mesin, untuk mengetahui kondisi mesin.
    • Periksa apakah mesin dalam kondisi baik ataukah tidak.
    • Lakukan pemeriksaan pada jarum dan skoci, serta sepatu.
  3. Prosedur Menjalankan Mesin Jahit
    Prosedur ini dilaksanakan ketika mesin siap akan digunakan.
    • Menghandel mesin untuk jalan cepat (full speed), jalan sedang (½ full), jalan pelan.
    • Menjahit kain tanpa benang.
    • Mengatur langkah setikan antara 1 – 3 setikan secara berulang-ulang.
  4. Pemeriksaan pada Jarum dan Sepatu Mesin Jahit
    • Jenis-jenis jarum yang digunakan pada mesin jahit, yaitu :
      • DB x 1 (Mesin jahit jarum 1 (kepala jarum kecil))
      • DC x 1 (Mesin obras benang 3.4.5 (jarum paling pendek))
      • DP x 5 (Mesin lubang kancing (kepala jarum besar))
      • DP x 17 (Mesin bartack (kepala jarum panjang))
      • VO x 13 (Mesin kansai spesial (jarum serat badan melilit))
      • LW HT (Mesin sum (jarum bentuk U))
    • Cara memasang jarum pada mesin jahit
      Bagian-bagian dari jarum adalah sebagai berikut :
      Bagian-Bagian Jarum
      Sedangkan urutan pemasangan jarum pada mesin jahit adalah sebagai berikut :
      • Arah cekungan jarum berada di sebelah atas
      • Takeup mesin ada di posisi atas
      • Sekrup dikendurkan
      • Jarum disesuaikan arah dan masukkan pada posisi lubang jarum sampai mentok
      • Kencangkan sekrup sampai benar.
    • Jenis-jenis sepatu yang digunakan di industri garmen
      Jenis-jenis sepatu yang umum digunakan di industri garmen adalah sebagai berikut :
      • Sepatu standar
      • Sepatu stik kanan
      • Sepatu stik kiri
      • Sepatu stik sebelah kanan
      • Sepatu resliting/ziper
      • Sepatu sebelah kiri
      • Sepatu garpu
    • Cara memasang sepatu pada mesin jahit
      Urutan memasang sepatu pada mesin jahit adalah sebagai berikut :
      • Posisi mesin dalam kondisi mati
      • Takeup mesin berada di atas
      • Kendorkan baut pengikat dengan screw driver
      • Pasang sepatu sesuai posisinya, kencangkan kembali baut pengikat
      • Cek kesesuaian posisi sepatu dengan pelat lubang jarum. Atur kembali bila belum tepat.
  5. Pemasangan Benang pada Mesin Jahit
    Setelah jarum terpasang dengan baik, selanjutnya pemasangan benang dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
    • Tarik ujung benang dari cones yang berada di penyangga benang.
    • Masukkan ujung benang melalui jalur benang ke penetral benang pertama dan kedua.
    • Ujung benang dimasukkan pada tension, jalur benang, takeup dan pengaman benang yang posisinya ada di needle bar (rumah jarum).
    • Benang dimasukkan pada lubang jarum sesuai dengan arah cekungan benang.
  6. Pemeriksaan Spool dan Skoci pada Mesin Jahit
    • Pemasangan spool dan benang
      • Memasang cones benang di tiang pertama (tiang cone)
      • Ujung benang dimasukkan ke penjepit benang dan sekaligus tension
      • Pasang bobin pada rumah bobin
      • Ujung benang dililitkan pada bobin.
    • Pemasangan skoci
      • Ambil skoci
      • Masukkan spool pada skoci
      • Ujung benang dililitkan pada kulit benang searah jarum jam
      • Sisa ujung benang ± 10 Cm
    • Bagian-bagian dan kegunaan bobin case/skoci
      Bobin Case/Sekoci
      Keterangan :
      1. Lubang jalan benang
      2. Bobin case
      3. Latch
      4. Tension spring
      5. Baut pengatur tegangan benang
      6. Celah untuk menyisipkan ujung benang dari bobin.
    • Pemasangan bobin case/skoci
      • Pegang ujung benang
      • Hentikan putaran bobin dengan tangan kiri
      • Masukkan benang melewati tension spring hingga terdengar bunyi klik
      • Buka tangan dengan latch
      • Masukkan bobin case ke dalam proses pengait, hingga terdengar bunyi klik
      • Tutup side plate
  7. Penggulungan Benang
    Penggulungan benang dapat dilakukan pada saat menjahit. Ketika menggulung bobin sewaktu tidak menjahit, presser foot harus dinaikkan benang dari jarum dan naikkan pelatuk untuk mencegah benang kusut di sekitar palatuk.
    Bagian-Bagian Penggulung Benang
    Keterangan :
    1. Bobin winder spindle
    2. Pengantar benang
    3. Tension discs
    4. Trip latch
    5. Katrol
    6. Baut penyetel untuk mengurangi jumlah benang pada bobin
    7. Baut penyetel untuk pengisian benang pada bobin.
  8. Metode Penggulungan Benang
    Cara Menggulung Benang
    • Masukkan bobin kosong pada bobin winder spindle (1) dan tekan sampai tertahan.
      CATATAN : Tonjolan pada bobin harus tepat masuk dalam celah pada spindle.
    • Bawa bobin benang melewati pengantar benang (2) dan tension discs.
      CATATAN : Tension discs sebaiknya disesuaikan dengan jenis benang yang digunakan :
      • Benang halus, tegangannya lebih besar
      • Benang kasar, tegangannya berkurang
      • Benang sintetis mempunyai karakter cenderung untuk mulur kalau ditarik atau digulung terlalu ketat. Benang jenis ini memerlukan tegangan yang lebih kecil.
    • Lilitkan bagian atas benang ke sekeliling bobin beberapa kali dari sisi luar.
    • Tekan trip latch (4) dan katrol (5) akan menempel pada belt. Jika bobin sudah penuh, penggulung akan berhenti secara otomatis.
    • Jumlah benang yang digulung dapat disetel menggunakan baut-6. Untuk memperbanyak jumlahnya maka putar sekrup searah jarum jam, untuk mengurangi jumlahnya putaran sekrup berlawanan arah jarum jam.
      Hasil terbaik akan dicapai apabila bobin digulung hingga 4/5 dari kapasitas maksimal.
  9. Penggulungan yang Tidak Merata
    Benang digulung secara merata pada bobin seperti yang terlihat pada gambar (A). Jika gulungan terlalu banyak pada satu sisinya seperti pada (B) dan (C), sesuaikanlah dengan memindahkan tension bracket (7) ke kanan atau kiri.
    Bentuk Penggulungan Benang
    • Ke arah kanan jika membutuhkan benang lebih banyak di sebelah kanan.
    • Ke atah kiri jika membutuhkan benang lebih banyak di sebelah kiri.

k3lh industri busana


Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja Industri Busana/Garment

Industri busana atau konveksi atau garmen merupakan perusahaan yang menghasilkan produk pakaian jadi. Pada umumnya industri pakaian jadi menggunakan bahan baku berupa tekstil dari berbagai jenis, sedangkan sarana dan peralatan yang digunakan berupa pemotong bahan, mesin jahit, pemasang kancing, dan alat-alat penunjang produksi lainnya, serta alat-alat pengepresan dan pengepakan. Bahan-bahan yang digunakan, alat dan sarana kerja, serta suhu ruang kerja maupun sistem dan cara kerja kemungkinan merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan terhadap tenaga kerja. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan keselamatan, kesehatan, atau kenyamanan kerja yang dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja.

Agar gangguan tidak dialami oleh tenaga kerja, maka faktor-faktor penyebab perlu dicegah, dikendalikan, diperkecil, atau bahkan dihilangkan. Untuk mencegah berbagai gangguan yang muncul, maka terlebih dahulu perlu diketahui proses produksi dan identifikasi permasalahannya, cara pemantauan, dan standar-standar yang berlaku.


  1. Faktor Lingkungan Kerja
    Berdasarkan proses produksi pada industri busana/garmen, faktor lingkungan kerja memungkinkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja, sebagaimana terlihat pada penjelasan di bawah ini.
    Proses Produksi dan Faktor Lingkungan Kerja
    • Gudang Bahan
      Penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde
    • Pola dan Pemotongan Bahan
      Penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde
    • Menjahit
      Penerangan, iklim kerja, getaran, debu, uap formaldehyde
    • Pemotong Sisa Benang
      Penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde
    • Pengecekan Kualitas
      Penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde
    • Seterika
      Penerangan, iklim kerja, debu, uap, formaldehyde
    • Finishing
      Penerangan, iklim kerja, debu, kapas, uap formaldehyde
    • Pengemasan
      Penerangan, iklim kerja, debu karton, uap formaldehyde
  2. Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja
    Hal-hal yang menjadi permasalahan yang berkaitan dengan potensi bahaya kecelakaan kerja pada industri busana/garmen adalah sebagai berikut :
    • Gudang
      Potensi bahaya kecelakaan kerja : bahaya kebakaran
    • Pola/Potong
      Potensi bahaya kecelakaan kerja : jari tangan terpotong, tersengat arus listrik
    • Jahit
      Potensi bahaya kecelakaan kerja : jari terkena jarum, tersengat arus listrik, kebakaran
    • Pasang Kancing
      Potensi bahaya kecelakaan kerja : jari tergencet mesin kancing, tersengat arus listrik
    • Seterika
      Potensi bahaya kecelakaan kerja : tersengat arus listrik, kebakaran
    • Packing
      Potensi bahaya kecelakaan kerja : tergores dan bahaya jatuhan
  3. Keserasian Peralatan dan Sarana Kerja dengan Tenaga Kerja
    Keserasian peralatan dan sarana harus diperhatikan oleh pihak perusahaan dan disesuaikan dengan tenaga kerja yang dimilikinya agar kecelakaan kerja dapat diminimalisasi. Kesalahan yang disebabkan ketidakserasian antara peralatan dan sarana dengan tenaga kerja dapat menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja pegawai atau tenaga kerja. Permasalahan mengenai hal tersebut di atas ditunjukkan oleh penjelasan di bawah ini.
    • Pemotongan Kain
      Faktor ergonomi : ukuran meja kerja, kursi duduk, sikap dan sistem kerja, cara dan sistem kerja.
    • Mesin Jahit
      Faktor ergonomi : ukuran meja kerja, ukuran kursi duduk, sikap dan sistem kerja, cara dan sistem kerja.
    • Seterika
      Faktor ergonomi : ukuran meja kerja, ukuran kursi duduk, sikap atau cara kerja, kesesuaian sikap atau sistem kerja.
    • Packing
      Faktor ergonomi : kegiatan angkat junjung, sikap dan cara kerja, ruang gerak

Senin, 07 September 2015

ROK



ROK

Rok merupakan bagian pakaian yang dipakai mulai dari pinggang melewati panggul sampai ke bawah sesuai dengan keinginan. Biasanya rok dipakai sebagai pasangan blus. Desain rok cukup bervariasi baik dilihat dari ukuran panjang rok maupun dari siluet rok.

Berdasarkan ukuran panjangnya, rok dapat dibagi atas :

  1. Rok micro yaitu rok yang panjangnya sampai batas pangkal paha.
  2. Rok mini yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan paha atau 10 cm di atas lutut.
  3. Rok kini yaitu rok yang panjangnya sampai batas lutut.
  4. Rok midi yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan betis.
  5. Rok maxi yaitu rok yang panjangnya sampai mata kaki.
  6. Rok floor yaitu rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai.

Berdasarkan siluet/bentuk rok, desain rok dapat dibedakan atas :

  1. Rok dari pola dasar, merupakan rok yang modelnya seperti pada pola dasar tanpa ada lipit atau kerut.  Rok biasanya menggunakan retsleting pada bagian tengah muka atau tengah belakang.
  2. Rok span dan semi span, rok span merupakan rok yang bagian sisi bawahnya dimasukkan 2 sampai 5 cm ke dalam sehingga terlihat kecil ke bawah, sedangkan rok semi span merupakan rok yang bagian sisinya lurus ke bawah atau bagian bawah sama besarnya dengan bagian panggul.
  3. Rok pias, nama dari rok pias tergantung jumlah pias atau potongan yang dibuat, misalnya rok pias 3, rok pias 4, rok pias 6 dan seterusnya.
  4. Rok kerut yaitu rok yang dibuat dengan model ada kerutan mulai dari batas pinggang atau panggul sehingga bagian bawah lebar.
  5. Rok kembang atau rok klok, yaitu rok yang bagian bawahnya lebar. Rok ini dikenal dengan rok kembang, rok lingkaran dan rok ½ lingkaran.
  6. Rok lipit, rok lipit ada 3 yaitu rok lipit pipih, rok lipit hadap dan rok lipit sungkup. Rok lipit pipih yaitu rok yang lipitannya dibuat searah seperti rok sekolah murid SD. Rok lipit hadap yaitu rok yang lipitnya dibuat berhadapan, baik pada bagian tengah muka, tengah belakang atau diatur beberapa lipitan pada sekeliling rok. Sedangkan rok lipit sungkup yaitu rok yang lipitnya dibuat berlawanan arah. Misalnya lipit yang satu dibuat kekanan dan yang satu lagi dibuat arah ke kiri. Lipit ini juga sama dengan lipit pada bagian dalam atau bagian buruk bahan pada lipit hadap.
  7. Rok bertingkat yaitu rok yang dibuat beberapa tingkat. Rok ini ada yang dibuat 2 atau 3 tingkat yang diatur panjangnya. Umumnya bentuk rok ini sering dijumpai pada busana anak-anak. Tapi tahun ini rok ini juga sedang trend dipakai oleh orang dewasa dan busana muslim.

TIPS MEMILIH ROK YANG SESUAI BENTUK TUBUH WANITA



TIPS MEMILIH ROK YANG SESUAI BENTUK TUBUH WANITA
Bagi anda yang kebingungan untuk memilih model rok yang sesuai dan pas untuk anda maka yang pertama kali harus anda lakukan adalah mengenali bentuk tubuh anda sendiri didepan kaca. 

  1. Jika bagian perut anda terlihat lebar maka untuk menutupi bagian perut yang lebar,  anda bisa memakai rok dengan bentuk A-line yang berbahan ringan. Dan jangan melipat rok di bagian atasnya jika dirasa rok tersebut kepanjangan atau kebesaran, karena akan menggembung dibagian perut dan yang lebih parahnya akan membuat perut terlihat semakin lebar.
  2. Jika Pinggang anda yang  lebar maka anda harus menghindari memakai rok dengan bahan yang tebal dan sebaiknya pada bagian depan atau belakang rok dipasang resleting untuk memberikan kesan lebih kecil pada bagian pinggang. Agar terkesan lebih elegan bisa juga memakai ikat pinggang berbahan elastis sebagai aksesoris.
  3. Jika Bagian badan terlihat lebih panjang dibanding bagian kaki maka sebaiknya hindarilah memakai rok mini dan memakai rok dibawah pinggang, karena akan menyembunyikan bagian kaki dan membuat tubuh terkesan pendek.

Upaya Cerdas Menulis Sejarah Masa Depan Jepara



Festival Kartini Tahun 2015
Upaya Cerdas Menulis Sejarah Masa Depan Jepara
Oleh : Indria Mustika
            Ada kecemasan yang  demikian kuat ditengah-tengah peserta simposium rekonstruksi budaya Jepara untuk membangun masa depan yang berlangsung 20 September 2012, dipendopo kabupaten Jepara. Kecemasan itu muncul ketika almarhum Alex Komang sebagai salah satu inisiator simposium tersebut bersama wakil Bupati Jepara DR Subroto SE, MM mengingatkan, betapa sangat banyaknya budaya lokal yang semakin tidak  lagi diminati oleh para pawarisnya. Hal ini sangat membahayakan masa depan Jepara yang secara geografis posisinya kurang menguntungkan. Padahal sementara ini Jepara mampu tumbuh dan melaju  melebihi daerah lainnya karena kekuatan budayanya.
Karena itu salah satu rekomendasi yang ditelurkan yang diharapkan mampu menjawab kegelisahan itu adalah membuat sebuah even budaya yang tak hanya berlatar belakang pengguatan budaya dan kearifan lokal, tetapi juga memiliki spektrum promosi yang kuat dan  luas. Dipilihlah  nama, Festival Kartini yang harus digelar dengan mengambil dua momentum  besar Jepara yaitu  Penobatan Ratu Kalinyamat 12 Robiul Awal dengan Condro Sengkolo Trus Karya Tataning Bumi atau 10 April 1549 dan Hari Peringatan Kelahiran RA Kartini 21 April.  Pemilihan nama Festival Kartini ini dilatar belakangi keyakinan bersama  bahwa  RA Kartini merupakan kekuatan absolut Jepara yang tak hanya mampu mengangkat derajat dan martabat  perempuan  Indonesia, tetapi oleh kreativitasnya  masyarakat Jepara juga telah tersejahterakan.
Memang  tidak banyak yang tahu, perkembangan seni ukir Jepara dimulai dengan langkah  RA Kartini  membina  dan mengumpulan 12  seniman ukir dari Belakang Gunung. Mereka diberikan desain dan motif-motif baru yang lebih diterima pasar , dipromosikan melalui tulisan dan pameran-pameran hingga akhirnya terjadi perubahan orientasi, seni ukir menjadi industri kerajinan yang mampu meningkatkan kesejahteraan  seniman ukir. Bahkan mensejahterakan  masyarakat Jepara Inspirasi RA Kartini itulah yang menjadi “roh” bagi perhelatan Festival Kartini yang mulai digelar tahun 2013 dengan 13 kegiatan. Pada tahun berikutnya menurun menjadi 15 kegiatan dan tahun ini akan digelar 38 kegiatan  dibawah tema besar menyongsong masa depan berbasis ekonomi kreatif, dengan teks line Pesta Rakyat Wong Jepara.
Geliat Festival Kartini ini diakui oleh banyak kalangan berkat figur sentral seorang Hadi Priyanto, Kabag Humas Setda Jepara yang nampaknya dibiarkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Jepara untuk melakukan “akrobat” sebagai seorang kreator melebihi jabatan yang dimilikinya. Ia juga  mendapatkan kepercayaan untuk menjadi ketua panitia Festival Kartini tiga tahun berturut-turut. Ditangan penulis buku Kartini Pembaharu Peradaban, Moozaik Seni Ukir, Sosrokartono De Javansche Priz dan Legenda Jepara serta Ketua Lembaga Pelestari Seni Ukir, Batik dan Tenun Jepara ini even-even yang nampak biasa menjadi luar biasa dan menarik perhatian, bukan saja masyarakat Jepara tetapi juga media dan para pemangku kepentingan. Bahkan saat Festival Kartini tahun 2014, Gubernur Jawa Tengah dihadirkan untuk sebuah acara Pencanangan Ornamen Ukiran pada Kantor Dinas, Peresmian Musium Sasono Adi Praceko serta Membuka Lomba Ukir Perajin Perempuan  da Mengamplas. Ini langkah yang mmonumental untuk memperkuat branding kota Jepara the World Carving Centre, Jepara Pusat Ukir Dunia,  yang lama dideklarasikan namun tidak ada gregetnya untuk memperkuat idetitas kota.
                                                                                                         Masa Depan Jepara
Ada beberapa ancaman dan tantangan Jepara diusia yang ke 466  yang ingin dijawab dalam Festival Kartini ke  3 tahun 2015 yang mungkin tak banyak diketahui oleh orang. Pertama, ada ketidak setiaan dari para ahli waris terhadap budayanya sendiri. Indikator sederhana adalah penurunan minat generasi muda pada seni ukir dan semakin ditinggalkannya kearifan budaya lokal yang tergerus oleh kemajuan tehnologi. Kedua, kemudahan investasi yang justru mendorong generasi muda untuk tidak lagi memilih  mengembangkan seni ukiir untuk masa depannya. Ketiga, persaingan antar kota yang demikian kuat untuk menarik wisatawan, perhatian para investor dan juga perhatian pemerntah pusat.Keempat, menambah daya dukung potensi alam yang semakin berkurang dengan mengembangkan kembali potensi budaya agar menjadi daya tarik. Kelima,menyadarkan  masyarakat dan bahkan birokrasi untuk cerdas memanfaatkan APBD agar tidak sekedar  jalan sesuai DPA dan menutup ruang kreatifitas dan partsipasi masyarakat lokal. Keenam, memberikan ruang kreatif bagi masyarakat Jepara  untuk mengembangkan keunggulan komperatif dan koompetitifnya guna memenangkan persaingan  pada tingkat regional, nasional dan bahkan global.
Kalau memang Festival Kartini dipilih sebagai sebuah strategi budaya untuk mengembangkan masa depan Jepara yang bertumu pada keariifan budaya lokal dan sekaligus sebagai upaya untuk  memenangkan persaingan antar daerah,  ada beberapa catatan penting yang mungkin dapat dilakukan tahun ini. Sebab masa depan Jepara akan sangat tergantung  pada politic will yang kuat dari jajaran eksekutif dan legeslatif Jepara yang saat ini sedang merancang program tahun 2016 yang merupakan tahun penghujung pemerintahan Ahmad Marzuqi – Subroto sekaligus tahun terakhir sang kreator Festival Kartini Hadi Priyanto sebagai seorang  PNS.
Pertama, dalam penyusunan APBD tahun 2016 diharapkan ada subsidi yang memadai dan memasukan Festival Kartini menjadi sebuah kegiatan. Apakah masuk melalui kegiatan promosi potensi daerah atau pengembangan budaya daerah. Kedua,memasukan kegiatan-kegiatan kreatif dalam kegiatan SKPD yang kemudian akan dilakukan secara integratif dan menunjang Festival Kartini seperti yang sudah dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Kantor Ketahanan Pangan dengan menyelenggarakan Bumi Kartini Expo. Juga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang sudah memiliki kegiatan Gebyar Kartini dan Kirab Buka Luwur serta Bagian Kesra dan Bagian Umum Setda Jepara yang kemudian integratif dalam kegiatan Festival Kartini.   Namun ini tidak terjadi di Kantor Perpustakaan Daerah yang menggelar kegiatan Lomba Bercerita sendiri. Keempat, meminta komitmen para pengusaha untuk mengalokasikan dana CSR untuk pengembangan even ini dan sekaligus mengawal Perda CSR yang sudah diterbitkan namun terkesan tidak punya gigi. Konon  BNI sebagai bank terbesar di Jepara tidak bersedia mengalokasikan dana CSR nya untuk even ini  walaupun surat pengantarnya oleh Bupati Jepara. Kelima, mendirikan Kartini Foundation atau Yayasan Kartini untuk menjadikan Festival Kartini semakin bermakna bagi upaya menulis masa depan Jepara.
Indria Mustika SPd, MPd adalah guru jurusan Tata Busana SMKN 2 Jepara dan Koordinator salah satu Eeven Festival Kartini Jepara Fashion Tenun Batik Fashion Week 2015