Minggu, 30 Juni 2013

bangga....



    


       Ibu pertiwi yang menangis tak bisa dibiarkan, lalu apa yang bisa membuatnya  tersenyum dan sedikit melalaikan kepedihannya?
       Mungkin dengan bergandeng tangan bersama menyibak tabir yang terlanjur membentang, menambal payung yang telah berlubang-lubang yang pernah tertusuk pedang dengan secarik kain sutera yang kita tenun dengan segenap jiwa dan rasa cinta, menjahitnya dengan benang emas semangat kita yang masih tersisa. Meski sudah terkoyak karena usia dan keteledoran kita dalam merawatnya semoga belum terlambat untuk menjadikannya kembali mampu menaungi  dari curahan hujan yang masih saja deras membasahi bumi pertiwi dengan tanpa perduli.
       Dengan bergandeng tangan eratkan genggaman jemari kita dengan penuh rasa setia dan rela  meski sempat basah dan lelah jiwa kita namun masih ada semangat menggelora tuk kembali tegakkan Pancasila. Memang tidaklah mudah untuk berdiri lagi ...namun dengan tulus dan tak mudah  menyerah kembalikan eksistensinya kembalikan kesaktiannya yang memang masih terpancar dari jiwa kita yang paling dalam. Kang Doel.. generasi setelah kita memang sangat berbeda, namun mereka masih tetap tanggungjawab kita sebagai penerus tanah air tercinta.. siapa lagi yang mau perduli jika bukan kita? 
       Meski dengan perang yang besar melawan globalisasi namun kita masih memiliki Pancasila yang bisa dijadikan tamengnya. Kita yang berjuang Kang.. kita yang harus menjaga Indonesia tercinta dengan menyelamatkan idiologi kembali pada cita-cita pendirian bangsa kita... tentu saja dengan melibatkan dan menempatkan mereka..generasi muda di haluan terdepan bersama kita. kita masih bisa ...kita masih dibutuhkan pertiwi tercinta.... karena kita penuh dengan rasa bangga jadi warga Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar