Minggu, 06 Januari 2013

PENELITIAN DISKRIPTIF

Penelitian diskriptif menggunakan pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status subjek penelitian. Penelitian diskriptif menyimpulkan dan melaporkan situasi yang ada/ benar terjadi. Salah satu ciri umum dari penelitian diskriptif yaitu melibatkan penilain sikap atau pendapat terhadap kondisi individu, organisasi, peristiwa, atau prosedur; poling sebelum pemilu dan survei penelitian pasar adalah contoh dari salah satu jenis penelitian diskriptif. Data penelitian diskriptif yaitu data yang dikumpulkan melalui survei kuesioner, wawancara atau observasi.

Penelitian diskriptif terdengar sangat sederhana, sebenarnya jauh dari sederhana, karena bukan hanya sekedar bertanya dan melaporkan jawaban. Karena sejak awal dalam penyusunan pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang belum pernah ditanyakan sebelumnya, instrumen biasanya harus dikembangkan sesuai dengan penelitian tertentu, pengembangan instrumen membutuhkan waktu dan ketrampilan. Masalah utama yang lebih rumit dalam penelitian diskriptif adalah kurangnya respon-kurang dukungan dari subjek untuk mengembalikan kuesioner atau menghadiri wawancara yang telah dijadwalkan. Padahal jika tingkat respon rendah, kesimpulan yang sebenarnya tidak dapat tergambar/ditarik kesimpulan yang benar. Sebagai contoh, misalnya Anda sedang meneliti untuk mengetahui partisipasi Kepala sekolah terhadap penelitian. Anda mengirim kuesioner kepada 100 Kepala sekolah dan bertanya,"Apakah Anda biasanya bekerja sama jika diminta untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian? Misalkan 40 Kepala sekolah merespon dan mereka semua menjawab "ya". Bisakah Anda kemudian menyimpulkan seluruh Kepala sekolah bekerja sama? Tentu tidak! Meskipun semua orang yang menanggapi  menyatakan "ya". Karena 60 Kepala Sekolah yang tidak menanggapi/merespon mungkin tidak pernah bekerja sama dalam kegiatan penelitian. Kenyataannya mereka tidak bekerja sama dengan Anda! Saat observsi juga memiliki kompleksitas yang tidak nampak. Pengamat harus dilatih dan mampu mengembangkan bentuk formulir dan harus mampu mengumpulkan 50 data sehingga dapat dikembangkan secara obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan.

Berikut ini adalah contoh pertanyaan khas  wawancara dalam kegiatan penelitian diskriptif :
1.  Bagaimana guru kelas dua menghabiskan waktu mereka? Guru-guru kelas dua akan diamati untuk
     jangka waktu tertentu dan hasilnya akan disajikan dalam prosentase, misalnya, 60% dari waktu
     mereka dihabiskan untuk mengajar, 20% bertanya atau menjawab pertanyaan, disiplin adminis-
     trasi 10% dan 10% mengerjakan tugas administrasi, seperti mengumpulkan uang susu.
2.  Bagaimana kemungkinan pilihan suara warga Yortown dalam pemilihan presiden mendatang?
     Sebuah survei dilakukan kepda warga Yortown yang akan memilih dengan (kuesioner atau
     wawancara), dan hasilnya akan disajikan dalam prosentase, misalnya, 70% mengindikasikan
     mereka akan memilih Peter Murni, 20% untuk Graft George, dan 10% ragu-ragu.
3.  Bagaimana pendapat orangtua tentang pembagian-pergeseran hari-hari sekolah? Orangtua akan
     disurvei dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk prosentase untuk mengetahui berapa yang
     menolak, atau ragu-ragu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar