Minggu, 06 Januari 2013

filsafat ilmu




 
TUGAS FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU Dr. NUGROHO. M.P




Flowchart: Alternate Process: Indria mustika
NIM. 0102512084
 



PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN S2
KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
TUGAS PENGAYAAN

1.    Urutan yang benar
1)    .Fakta
2)    Data
3)    Konsep
4)    Teori
5)    Asumsi
6)    Dalil
7)    Konstruk
8)    Paradigma

1.    Teori :
a)    Toeri adalah gabungan dari aksioma (hukum alam) dan aturan korespondensi yang ditentukan dalam formal yang ideal bahasa
(Sarkar, 2006:xii)
b)    teori-teori ilmiah sebagai sistem logis aksioma dengan seperangkat aturan penafsiran atau korespondensi mengikat bahasa teoritis dalam sistem untuk bahasa observasi
(Sarkar, 2006:822)
c)    Generalisasi yang teruji kebenarannya secara ilmiah (Suryana, 2010:7)
d)    satu set koheren dari dalil umum yang digunakan sebagai prinsip untuk menerangkan hubungan yang jelas dari fenomena yang sedang diamati (Syihabuddin)
2.    Fakta :
a)    Keadaan sebenarnya (empirik) yang diwujudkan dalam jalinan dua konsep atau lebih ( Suryana, 2010:7)
b)    pernyataan yang bersifat subyektif tentang realita, tentang kenyataan (Ahimsa Putra, 2009:12)
3.    Data:
a)    Fakta-fakta sebagai bukti empirik (Suryana, 2010:9)
b)    Fakta yang relevan, yang berkaitan secara logis dengan (a) masalahyang ingin dijawab atau masalah penelitian, dan dengan (b) kerangka teori atau paradigma yang digunakan untuk men-jawab masalah tersebut. Jadi, data adalah fakta yang telah dipilih, diseleksi, berdasarkan atas relevansinya. (Ahimsa Putra, 2009: 13)
4.    Konsep
a)    Istilah atau simbol yang mengandung pengertian singkat dari fenomena (Suryana, 2010:9)
b)    istilah-istilah atau kata-kata yang diberi makna tertentu sehingga membuatnya dapat digunakan untuk  menganalisis, memahami, menafsirkan dan menjelaskan peristiwa atau gejala (Ahimsa Putra, 2009:9)
c)    penjelasan atau pengertian dan ciri suatu variabel atau obyek kerangka berpikir yang membentuk suatu teori (Syhabuddin)
5.    Dalil
a)    Teori yang telah diuji berkali-kali dan tetap bertahan (Suryana, 2010:9)
6.    Asumsi
a)    anggapan dasar yang berisi pandangan-pandangan mengenai suatu hal (bisa benda, ilmu pengetahuan, tujuan sebuah disiplin, dan sebagainya) yang tidak dipertanyakan lagi kebenarannya atau sudah diterima kebenarannya (Ahimsa Putra, 2009:4)
7.    Konstruk
a)    kumpulan dari teori-teori yang dirangkai menjadi satu, yang digunakan untuk memahami sesuatu gejala/kejadian
8.    Paradigma
a)    seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/ atau  masalah yang dihadapi (Ahimsa Putra, 2009:2)

2.    Judul Thesis :
Pengaruh Manajemen Sekolah Pengelolaan, Pembelajaran, dan Komite Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di SMP Rintisan Manajemen Berbasis Sekolah”
Studi kasus di SMPN 2, SMPN 3, SMP Dominiko Savio Semarang.
Penulis : Sutikno
Tahun : 2004
Penerbit : PPS Universitas Diponegoro Semarang
Analisa :
Thesis tersebut adalah dalam ranah aksiologi

3.    Standar Nasional Pendidikan
 Standar Proses

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Filsafat Falsifikasi Popper

Dalam buku The Logic of Scientific Discovery, alih-alih menekankan pada prinsip verifikasi -pembuktian dengan fakta-fakta empiris­­­- untuk mendukung sebuah teori sains, Karl Popper mengajukan sebuah gagasan yang menarik mengenai falsifikasi. Falsifikasi adalah kebalikan dari verifikasi, yaitu pengguguran teori lewat fakta-fakta.

Menurut Karl Popper, proses verifikasi sangatlah lemah. Verifikasi hanyalah bekerja melalui logika induksi. Logika induksi adalah penyimpulan suatu teori umum dari pembuktian fakta-fakta partikular. Karl Popper lebih condong untuk menggunakan falsifikasi. Jadi fokus penelitian sains bukanlah pembuktian positif, namun pembuktian negatif. Artinya fokus penelitian adalah untuk membuktikan bahwa suatu teori umum adalah salah dengan menyodorkan sebuah bukti yang membuktikan bahwa ia salah. Hal ini membuat penelitian ilmiah lebih efisien karena teori langsung dapat dipastikan gugur  hanya dengan sebuah fakta.
Disunting dari :
http://panjikeris.wordpress.com/2012/03/22/teori-falsifikasi-karl-popper/

Dengan pendekatan filsafat Falsifikasi popper maka benarkah Pengelolaan, pembelajaran dan  komite sekolah berpengruh terhadap mutu pendidikan?
Jawabannya :
Tidak benar, Dalam praktik penerapannya  ada indikasi bahwa banyak kelemahan Manajemen Berbasis Sekolah  dikarenakan penerapannya yang tidak komprehensif; artinya Manajemen Berbasis Sekolah  diterapkan sepotong-sepotong. Para anggota komite sekolah biasanya dikendalikan oleh kepala sekolah, sedangkan pihak-pihak lain tidak banyak berperan. Pola lama di mana administrator pendidikan menetapkan kebijakan, guru mengajar, dan orang tua mendukung tampaknya masih dipertahankan. Pola yang tertanam kuat ini sukar ditanggulangi. Apabila para anggota dewan tidak disiapkan dengan baik, mereka seringkali sangat bingung dan cemas untuk mengemban tanggung jawabnya yang baru. Acapkali, Tim Manajemen Berbasis Sekolah  hanya berkonsentrasi pada hal-hal di luar kegiatan pembelajaran. Pengamatan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah  menunjukkan bahwa dewan sekolah cenderung memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan-kegiatan seperti penghargaan dan pendisiplinan murid ketimbang pada pengajaran dan kurikulum. Selain itu, ada pula indikasi bahwa Manajemen Berbasis Sekolah  membuat kepala sekolah menjadi lebih berminat dengan hal-hal teknis administratif dengan mengorbankan aspek pembelajaran. Dengan kata lain, peran kepemimpinan pendidikannya diabaikan. Namun, kekurangpedulian terhadap proses pembelajaran di dalam kelas bukanlah penyakit bawaan Manajemen Berbasis Sekolah  . Tim Manajemen Berbasis Sekolah  tidak dapat dipersalahkan karena tidak berhasil mendongkrak skor tes murid jika mereka tidak mendapat kewenangan untuk melakukan hal itu. Misalnya, pengamatan di Chicago menunjukkan bahwa wewenang pendidikan sebagian besar telah didelegasikan kepada orang tua dan anggota masyarakat lainnya. Selain itu, tidaklah fair untuk mengharapkan adanya dampak atas suatu reformasi pendidikan di daerah pinggiran kota besar yang telah porak-poranda oleh seringnya terjadi kasus-kasus kebrutalan, kejahatan, dan kemiskinan.























PETA PERSOALAN BERDASARKAN PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU
Judul Tesis :
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR FIQIH BAGI SISWA KELAS VIII B MTS RIBHUL ULUM KEDUNGMUTIH WEDUNG DEMAK SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Masalah :
1.      41.18% secara klasikal memperoleh hasil belajar di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 65.
2.      Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran, bicara sendiri, mengantuk, tidak memperhatikan, dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan guru.
3.      Belum menerapkan metode pembelajaran secara bervariasi. Selama ini masih menggunakan metode konvernsional berupa metode ceramah.
4.      Kurang adanya interaksi antar guru dan siswa, karena pembelajaran cenderung searah dan didominasi oleh guru.
5.      Tidak adanya pengembangan metode pembelajaran yang mampu melibatkan aktivitas siswa yang lebih maksimal.
Masalah-masalah diatas akan dibawas dengan mengkaji dari sudut pandang ontologis, epistemologis dan aksiologis dengan perspektif fenomenologis, strukturalis fungsionalis dan rasionalis.
Sekilas Teori :
Filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofis dalam memahami berbagai konsep dan teori sesuai disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistimologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu, seperti :
  1. Landasan Ontologis:
Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan?
  1. Landasan Epistimologis:
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
  1. Landasan Aksiologis:
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Jujun S. Suriasumantri, 1982)


PETA PERSOALAN

PERSPEKTIF
PERTANYAAN PENELITIAN



ONTOLOGIS
EPISTEMOLOGIS
AKSIOLOGIS
FENOMENO-   LOGIS

















































































STRUKTURALS






































FUNGSIONALIS





















RASIONALIS
Guru adalah ujung tomak dari suksesnya pendidikan yang ada di negara ini. Karena guru adalah petransfer ilmu pada peserta didik. Peranan ini sangat strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itulah guru dituntut untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik. Kompetensi guru dalam hal ini harus kompleks, diantaranya adalah materi yang diajarkan harus dikuasai, metode penyampaiannya juga harus tepat sehingga materi apa yang disampaikan sesuai dengan kompetensi yang diharpkan. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (hal ini sesuai dengan PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1).
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran (Permendiknas No.41 tahun 2007 tentang standar proses).
Dari permasalahan yang timbul bahwa perolehan hasil belajar siswa 41.18% di bawah KKM yang ditetapkan, serta siswa cenderung pasif dalam pembelajaran, bicara sendiri, mengantuk, tidak memperhatikan dan tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Sedangkan pada pihak guru belum menerapkan metode mengajar secara bervariasi dan masih menggunakan metode yang konvensional berupa metode ceramah. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa, karena pembelajaran yang cenderung  searah dan didominasi oleh guru. Guru belum mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang mampu melibatkan aktivitas siswa yang lebih optimal.







































Dipandang dari perspektif stukturalis, pengawas sekolah bertanggung jawab terhadap kesuksesan proses pembelajaran di lingkungan sekolah dalam binaannya. Berdasarkan tugas pokok dan kewajiban sebagai seorang pengawas sekolah bertanggung jawab terhadap tercapainya mutu pendidikan di sekolah binaanya. Meningkatkan mutu pendidikan tersebut sebagai akibat dari pengawasan akademik dan pengawasan manajerial yang dilakukanpengawas sekolah. Mutu pendidikan diukur dari tercapainya delapan standar nasional pendidikan di lingkungan sekolah binaannya. Pelaksanaan atau tercapainya delapan standar nasional pendidikan harus menjadi tolok ukur terrendah. Dari kedelapan standar tersebut yang berkaitan dengan permasalahan diatas adalah pada standar proses. Pada standar proses disebutkan antara lain memuat tentang RPP yang didalamnya harus mencantumkan metode pembelajaran. Serta pembelajaran diharapkan dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi belajar peserta didik sehingga berpartisipatif aktif , kreatif, dan inovatif sesuai dengan bakat minat dan perkembangan  psikologi peserta didik.Sementara yang terjadi sekolah MTs Ribhul Ulum adalah keadaan yang bertolak belakang dari harapan. Sebagai seorang pengawas sekolah harus bertanggung jawab atas terlaksananya delapan standar nasional pendidikan pada sekolah-sekolah yang menjadi binaanya.

Kurang adanya interaksi antara guru dengan peserta didik yang disebabkan oleh metode pembelajaran yang cenderung searah dan didominasi oleh guru. Dengan menerapkan metode demonstrasi yang digunakan, merupakan salah satu metode yang dianggap dapat menyelesaikan masalah yang sedang terjadi di MTs. Ribhul Ulum. Penerapan metode demonstrasi ini berarti memperagakan suatu proses untuk malakukan sesuatu. Dengan begitu peserta didik diharapkan akan tertarik dan akhirnya ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut.Peranan kepala sekolah dan pengawas sekolah juga diharapkan untuk pembinaan guru yang masih belum mengembangkan diri menemukan metode yang tepat untuk menyampaikan mata pelajaran yang diampu.



Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar bagi peserta didik. Han yal ini telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Metode demonstrasi cukup dapat menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Aktifitas dan  konsentrasi peserta menunjukkan peningkatan yang positif.
Dalam kegiatan belajar mengajar pelaku utama belajar adalah peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran, mengingat sifat intraksi dapat diketahui adanya dua pelaku yaitu guru dan peserta didik. Sehubungan dengan posisi guru dan peserta didik dalam proses belajar, guru dapat menggunakan berbagai macam metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sehingga peserta didik aktif belajar dan dapat bekerja secara ilmu pengetahuan dan merasa senang tanpa ada paksaan.
Keberhasilan proses  pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran. Beberapa kegiatan pendahuluan  yang perlu dilakukan diantaranya adalah menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik perlu adanya upaya yang harus dilakukan guru yaitu menciptakan semangat dan kesiapan belajar dengan cara dan teknil yang dipilih guru, serta menciptakan suasana demokratis dalam belajar dengan cara dan teknik yang dapat mendoronng peserta didik agar kreatif dalam mengembangkan keunggulan yang dimiliki.
Guru dapat melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal. Kegiatan ini menekankan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa. Hal ini penting sekali agar guru dapat meneruskan dan menghubungkan materi yang sudah dikuasai peserta didik dengan materi yang akan disampaikan.
Pada kegiatan inti adalah bagian terpenting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan  oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku, dengan memprioritaskan pada aktifitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru.  Dalam perencanaan pengajaran guru dapat memilih dan menentukan metode yng akan digunakan. Pada perencanaan ini perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan guru, tujuan pembelajaran, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana dan prasarana, keadaan peserta didik dan asas-asas pengembangan kurikulum. Dalam kasus ini yang dianggap tepat untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi pesert, a didik dipilih metode demontrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan cara kerja suatu model. Dalam metode ini dapat dikembangkan kemampuan peserta didik untuk mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip, atau prosedur dan mengkomunikasikan kepada teman-teman lain.
Dalam pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pembelajaran yang diajarkan sebagai pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.


Pengawas sekolah bertanggung jawab atas  terlaksanakannya delapan standar nasional pendidikan di lingkungan sekolah yang menjadi binaannya.Bertolak dari permasalahan diatas seorang pengawas sekolah berkewenangan untuk menilai kinerja guru dan kinerja kepala sekolah. kinerja guru adalah unjuk kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Jika dirasa perlu untuk mengadakan program pembinaan, karena melihat kinerja guru yang kurang optimal, maka pengawas dapat menyampaikan usulan kepada kepala dinas untuk mengadakan pelatihan kinerja guru.
Teknik supervisi pendidikan yang dilakukan oleh pengawas sekolah adalah cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah baik berhubungan dengan penyelesaian masalah-masalah guru dalam melaksanakan pembelajaran atau masalah lain yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Tujuannya adalah menganalisis kesulitan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan upaya memperbaikinya, meningkatkan pengetahuan sikap dan ketrampilan guru.







Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan terdapat pada  PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi  standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.











Guru harus dapat menentukan pilihan dalam memilih metode pembelajaran demonstrasi, sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar peserta didik.
Dari fenomena yang ada dapat terselesaikan dengan meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dengan kondisi dan situasi peserta didik. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah metode demonstrasi. Metode ini jika diterapkan maka akan  dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip, atau prosedur dan mengkomunikasikan kepada teman-teman lain, dan yang utama dapat membangkitkan motivasi belajarnya.
Ketika guru sudah memiliki metode yang tepat dalam penyampaian materinya, maka akan dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar peserta didik.




















































Hasil pengamatan pengawas sekolah pada guru dapat dijadikan untuk bahan bagi pengawas dalam rangka memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru dalam melaksanakan pembelajarannya. Dengan demikian guru akan bekerja dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan pembelajaran.



























Dengan aturan yang jelas maka langkah untuk mencapai keberhasilan pendidikan akan tercapai juga.Pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam memberikan bimbingan kepada guru akan memotivasi dan menambah kompetensi guru dalam hal pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan materi,  kondisi dan situasi peserta didik.








Ketepatan dalam memilih metode pembelajaran akan membuat materi dapat diterima dengan baik oleh peserta didik sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.


















Daftar pustaka
Aqib. Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya. Perc. Insan Cendekia.
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rinek Cipta.
Hamalik. Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jaunaan Metode Dkarta. Bumi Aksara.
Huda. Nur. 2011. Tesis Penggujalnaan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Beelajar Siswa Kelas VIII B MTs Ribhul Ulum Kedungmutih Demak  Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
Suardi. Moh. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta. PT. Indek
Sudjana. Nana. 2011. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah.   Bekasi. Binamitra Publishing.
  _________.2012. Pengawas dan Kepengawasan. Bekasi. Binamitra Publishing.
Kemdiknas. 2010. Pelaksanaan Pembelajaran dalam Implementasi KTSP di SMA.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar