![]() |
TUGAS FILSAFAT ILMU
DOSEN PENGAMPU Dr.
NUGROHO. M.P

![]() |
PRODI MANAJEMEN
PENDIDIKAN S2
KONSENTRASI
KEPENGAWASAN SEKOLAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2013
TUGAS PENGAYAAN
1.
Urutan yang benar
1)
.Fakta
2)
Data
3)
Konsep
4)
Teori
5)
Asumsi
6)
Dalil
7)
Konstruk
8)
Paradigma
1.
Teori
:
a)
Toeri adalah gabungan
dari aksioma (hukum alam) dan aturan korespondensi yang ditentukan dalam formal
yang ideal bahasa
(Sarkar, 2006:xii)
b)
teori-teori
ilmiah sebagai sistem logis aksioma dengan seperangkat aturan penafsiran atau
korespondensi mengikat bahasa teoritis dalam sistem untuk bahasa observasi
(Sarkar,
2006:822)
c)
Generalisasi
yang teruji kebenarannya secara ilmiah (Suryana, 2010:7)
d)
satu
set koheren dari dalil umum yang digunakan sebagai prinsip untuk menerangkan
hubungan yang jelas dari fenomena yang sedang diamati (Syihabuddin)
2.
Fakta
:
a)
Keadaan
sebenarnya (empirik) yang diwujudkan dalam jalinan dua konsep atau lebih (
Suryana, 2010:7)
b)
pernyataan
yang bersifat subyektif tentang realita, tentang kenyataan (Ahimsa Putra,
2009:12)
3.
Data:
a)
Fakta-fakta
sebagai bukti empirik (Suryana, 2010:9)
b)
Fakta
yang relevan, yang berkaitan secara logis dengan (a) masalahyang ingin dijawab
atau masalah penelitian, dan dengan (b) kerangka teori atau paradigma yang
digunakan untuk men-jawab masalah tersebut. Jadi, data adalah fakta yang telah
dipilih, diseleksi, berdasarkan atas relevansinya. (Ahimsa Putra, 2009: 13)
4.
Konsep
a)
Istilah
atau simbol yang mengandung pengertian singkat dari fenomena (Suryana, 2010:9)
b)
istilah-istilah
atau kata-kata yang diberi makna tertentu sehingga membuatnya dapat digunakan
untuk menganalisis, memahami,
menafsirkan dan menjelaskan peristiwa atau gejala (Ahimsa Putra, 2009:9)
c)
penjelasan
atau pengertian dan ciri suatu variabel atau obyek kerangka berpikir yang
membentuk suatu teori (Syhabuddin)
5.
Dalil
a)
Teori
yang telah diuji berkali-kali dan tetap bertahan (Suryana, 2010:9)
6.
Asumsi
a)
anggapan
dasar yang berisi pandangan-pandangan mengenai suatu hal (bisa benda, ilmu
pengetahuan, tujuan sebuah disiplin, dan sebagainya) yang tidak dipertanyakan
lagi kebenarannya atau sudah diterima kebenarannya (Ahimsa Putra, 2009:4)
7.
Konstruk
a)
kumpulan dari teori-teori yang dirangkai
menjadi satu, yang digunakan untuk memahami sesuatu gejala/kejadian
8.
Paradigma
a)
seperangkat
konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk sebuah kerangka
pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan
dan/ atau masalah yang dihadapi (Ahimsa
Putra, 2009:2)
2.
Judul Thesis :
“Pengaruh
Manajemen Sekolah Pengelolaan, Pembelajaran, dan Komite Sekolah terhadap Mutu
Pendidikan di SMP Rintisan Manajemen Berbasis Sekolah”
Studi
kasus di SMPN 2, SMPN 3, SMP Dominiko Savio Semarang.
Penulis
: Sutikno
Tahun
: 2004
Penerbit
: PPS Universitas Diponegoro Semarang
Analisa
:
Thesis
tersebut adalah dalam ranah aksiologi
3.
Standar Nasional Pendidikan
Standar Proses
Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Filsafat Falsifikasi
Popper
Dalam
buku The Logic of Scientific
Discovery, alih-alih menekankan pada prinsip verifikasi -pembuktian
dengan fakta-fakta empiris- untuk mendukung sebuah teori sains, Karl Popper
mengajukan sebuah gagasan yang menarik mengenai falsifikasi. Falsifikasi adalah
kebalikan dari verifikasi, yaitu pengguguran teori lewat fakta-fakta.
Menurut
Karl Popper, proses verifikasi sangatlah lemah. Verifikasi hanyalah bekerja
melalui logika induksi. Logika induksi adalah penyimpulan suatu teori umum dari
pembuktian fakta-fakta partikular. Karl Popper lebih condong untuk menggunakan
falsifikasi. Jadi fokus penelitian sains bukanlah pembuktian positif, namun
pembuktian negatif. Artinya fokus penelitian adalah untuk membuktikan bahwa
suatu teori umum adalah salah dengan menyodorkan sebuah bukti yang membuktikan bahwa
ia salah. Hal ini membuat penelitian ilmiah lebih efisien karena teori langsung
dapat dipastikan gugur hanya dengan sebuah fakta.
Disunting
dari :
http://panjikeris.wordpress.com/2012/03/22/teori-falsifikasi-karl-popper/
Dengan pendekatan filsafat Falsifikasi popper maka
benarkah Pengelolaan, pembelajaran dan
komite sekolah berpengruh terhadap mutu pendidikan?
Jawabannya
:
Tidak
benar, Dalam praktik penerapannya ada
indikasi bahwa banyak kelemahan Manajemen Berbasis Sekolah dikarenakan penerapannya yang tidak
komprehensif; artinya Manajemen Berbasis Sekolah diterapkan sepotong-sepotong. Para anggota
komite sekolah biasanya dikendalikan oleh kepala sekolah, sedangkan pihak-pihak
lain tidak banyak berperan. Pola lama di mana administrator pendidikan
menetapkan kebijakan, guru mengajar, dan orang tua mendukung tampaknya masih
dipertahankan. Pola yang tertanam kuat ini sukar ditanggulangi. Apabila para
anggota dewan tidak disiapkan dengan baik, mereka seringkali sangat bingung dan
cemas untuk mengemban tanggung jawabnya yang baru. Acapkali, Tim Manajemen Berbasis
Sekolah hanya berkonsentrasi pada
hal-hal di luar kegiatan pembelajaran. Pengamatan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
menunjukkan bahwa dewan sekolah
cenderung memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan-kegiatan seperti
penghargaan dan pendisiplinan murid ketimbang pada pengajaran dan kurikulum.
Selain itu, ada pula indikasi bahwa Manajemen Berbasis Sekolah membuat kepala sekolah menjadi lebih berminat
dengan hal-hal teknis administratif dengan mengorbankan aspek pembelajaran.
Dengan kata lain, peran kepemimpinan pendidikannya diabaikan. Namun,
kekurangpedulian terhadap proses pembelajaran di dalam kelas bukanlah penyakit
bawaan Manajemen Berbasis Sekolah . Tim
Manajemen Berbasis Sekolah tidak dapat
dipersalahkan karena tidak berhasil mendongkrak skor tes murid jika mereka
tidak mendapat kewenangan untuk melakukan hal itu. Misalnya, pengamatan di
Chicago menunjukkan bahwa wewenang pendidikan sebagian besar telah
didelegasikan kepada orang tua dan anggota masyarakat lainnya. Selain itu,
tidaklah fair untuk mengharapkan adanya dampak atas suatu reformasi pendidikan
di daerah pinggiran kota besar yang telah porak-poranda oleh seringnya terjadi
kasus-kasus kebrutalan, kejahatan, dan kemiskinan.
PETA PERSOALAN
BERDASARKAN PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU
Judul
Tesis :
PENGGUNAAN
METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
FIQIH BAGI SISWA KELAS VIII B MTS RIBHUL ULUM KEDUNGMUTIH WEDUNG DEMAK SEMESTER
GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Masalah
:
1.
41.18% secara klasikal memperoleh hasil
belajar di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 65.
2.
Siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran, bicara sendiri, mengantuk, tidak memperhatikan, dan tidak
memperhatikan apa yang disampaikan guru.
3.
Belum menerapkan metode pembelajaran
secara bervariasi. Selama ini masih menggunakan metode konvernsional berupa
metode ceramah.
4.
Kurang adanya interaksi antar guru dan
siswa, karena pembelajaran cenderung searah dan didominasi oleh guru.
5.
Tidak adanya pengembangan metode
pembelajaran yang mampu melibatkan aktivitas siswa yang lebih maksimal.
Masalah-masalah diatas
akan dibawas dengan mengkaji dari sudut pandang ontologis, epistemologis dan
aksiologis dengan perspektif fenomenologis, strukturalis fungsionalis dan
rasionalis.
Sekilas
Teori :
Filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofis dalam memahami berbagai konsep dan teori sesuai disiplin
ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan
pula bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory
theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin
menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis,
epistimologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan
bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji
hakikat ilmu, seperti :
- Landasan Ontologis:
Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek
tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan?
- Landasan Epistimologis:
Bagaimana proses yang memungkinkan
ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa
yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar? Apakah
kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu?
- Landasan Aksiologis:
Untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan
pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Jujun S.
Suriasumantri, 1982)
PETA
PERSOALAN
PERSPEKTIF
|
PERTANYAAN
PENELITIAN
|
|||
ONTOLOGIS
|
EPISTEMOLOGIS
|
AKSIOLOGIS
|
||
FENOMENO- LOGIS
STRUKTURALS
FUNGSIONALIS
RASIONALIS
|
Guru adalah ujung tomak dari suksesnya pendidikan
yang ada di negara ini. Karena guru adalah petransfer ilmu pada peserta
didik. Peranan ini sangat strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk
itulah guru dituntut untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik. Kompetensi
guru dalam hal ini harus kompleks, diantaranya adalah materi yang diajarkan
harus dikuasai, metode penyampaiannya juga harus tepat sehingga materi apa
yang disampaikan sesuai dengan kompetensi yang diharpkan. Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian
sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
(hal ini sesuai dengan PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 19 ayat 1).
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta
didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap mata pelajaran (Permendiknas No.41 tahun 2007 tentang
standar proses).
Dari permasalahan yang timbul bahwa perolehan
hasil belajar siswa 41.18% di bawah KKM yang ditetapkan, serta siswa cenderung
pasif dalam pembelajaran, bicara sendiri, mengantuk, tidak memperhatikan dan
tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Sedangkan pada pihak guru
belum menerapkan metode mengajar secara bervariasi dan masih menggunakan
metode yang konvensional berupa metode ceramah. Kurangnya interaksi antara
guru dan siswa, karena pembelajaran yang cenderung searah dan didominasi oleh guru. Guru belum
mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang mampu melibatkan
aktivitas siswa yang lebih optimal.
Dipandang dari perspektif stukturalis, pengawas
sekolah bertanggung jawab terhadap kesuksesan proses pembelajaran di
lingkungan sekolah dalam binaannya. Berdasarkan tugas pokok dan kewajiban
sebagai seorang pengawas sekolah bertanggung jawab terhadap tercapainya mutu
pendidikan di sekolah binaanya. Meningkatkan mutu pendidikan tersebut sebagai
akibat dari pengawasan akademik dan pengawasan manajerial yang
dilakukanpengawas sekolah. Mutu pendidikan diukur dari tercapainya delapan standar
nasional pendidikan di lingkungan sekolah binaannya. Pelaksanaan atau
tercapainya delapan standar nasional pendidikan harus menjadi tolok ukur
terrendah. Dari kedelapan standar tersebut yang berkaitan dengan permasalahan
diatas adalah pada standar proses. Pada standar proses disebutkan antara lain
memuat tentang RPP yang didalamnya harus mencantumkan metode pembelajaran.
Serta pembelajaran diharapkan dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi belajar peserta didik sehingga
berpartisipatif aktif , kreatif, dan inovatif sesuai dengan bakat minat dan
perkembangan psikologi peserta
didik.Sementara yang terjadi sekolah MTs Ribhul Ulum adalah keadaan yang
bertolak belakang dari harapan. Sebagai seorang pengawas sekolah harus
bertanggung jawab atas terlaksananya delapan standar nasional pendidikan pada
sekolah-sekolah yang menjadi binaanya.
Kurang adanya interaksi antara guru dengan peserta
didik yang disebabkan oleh metode pembelajaran yang cenderung searah dan didominasi
oleh guru. Dengan menerapkan metode demonstrasi yang digunakan, merupakan
salah satu metode yang dianggap dapat menyelesaikan masalah yang sedang
terjadi di MTs. Ribhul Ulum. Penerapan metode demonstrasi ini berarti
memperagakan suatu proses untuk malakukan sesuatu. Dengan begitu peserta
didik diharapkan akan tertarik dan akhirnya ikut aktif dalam proses
pembelajaran tersebut.Peranan kepala sekolah dan pengawas sekolah juga
diharapkan untuk pembinaan guru yang masih belum mengembangkan diri menemukan
metode yang tepat untuk menyampaikan mata pelajaran yang diampu.
Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar bagi peserta didik. Han yal
ini telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Metode
demonstrasi cukup dapat menarik perhatian peserta didik dalam proses
pembelajaran. Aktifitas dan
konsentrasi peserta menunjukkan peningkatan yang positif.
|
Dalam kegiatan belajar mengajar pelaku utama
belajar adalah peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran, mengingat sifat
intraksi dapat diketahui adanya dua pelaku yaitu guru dan peserta didik.
Sehubungan dengan posisi guru dan peserta didik dalam proses belajar, guru
dapat menggunakan berbagai macam metode yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sehingga peserta didik aktif belajar dan dapat bekerja secara ilmu
pengetahuan dan merasa senang tanpa ada paksaan.
Keberhasilan proses pembelajaran diantaranya sangat dipengaruhi
oleh kegiatan pendahuluan pembelajaran. Beberapa kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan diantaranya adalah
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik perlu adanya upaya yang harus
dilakukan guru yaitu menciptakan semangat dan kesiapan belajar dengan cara
dan teknil yang dipilih guru, serta menciptakan suasana demokratis dalam
belajar dengan cara dan teknik yang dapat mendoronng peserta didik agar
kreatif dalam mengembangkan keunggulan yang dimiliki.
Guru dapat melaksanakan apersepsi atau penilaian
kemampuan awal. Kegiatan ini menekankan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan awal siswa. Hal ini penting sekali agar guru dapat meneruskan dan
menghubungkan materi yang sudah dikuasai peserta didik dengan materi yang
akan disampaikan.
Pada kegiatan inti adalah bagian terpenting dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang
berlaku, dengan memprioritaskan pada aktifitas siswa yang dibimbing secara
efektif oleh guru. Dalam perencanaan
pengajaran guru dapat memilih dan menentukan metode yng akan digunakan. Pada
perencanaan ini perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan guru, tujuan
pembelajaran, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana dan prasarana, keadaan
peserta didik dan asas-asas pengembangan kurikulum. Dalam kasus ini yang
dianggap tepat untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi pesert, a didik
dipilih metode demontrasi. Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar
dengan mempertunjukkan cara kerja suatu model. Dalam metode ini dapat
dikembangkan kemampuan peserta didik untuk mengamati, menggolongkan, menarik
kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip, atau prosedur dan mengkomunikasikan
kepada teman-teman lain.
Dalam pembelajaran guru harus memahami hakikat
materi pembelajaran yang diajarkan sebagai pelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar perencanaan pengajaran yang matang
oleh guru.
Pengawas sekolah bertanggung jawab atas terlaksanakannya delapan standar nasional
pendidikan di lingkungan sekolah yang menjadi binaannya.Bertolak dari
permasalahan diatas seorang pengawas sekolah berkewenangan untuk menilai
kinerja guru dan kinerja kepala sekolah. kinerja guru adalah unjuk kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Jika dirasa perlu untuk mengadakan
program pembinaan, karena melihat kinerja guru yang kurang optimal, maka
pengawas dapat menyampaikan usulan kepada kepala dinas untuk mengadakan
pelatihan kinerja guru.
Teknik supervisi pendidikan yang dilakukan oleh
pengawas sekolah adalah cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan
pendidikan di sekolah baik berhubungan dengan penyelesaian masalah-masalah
guru dalam melaksanakan pembelajaran atau masalah lain yang berhubungan
dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Tujuannya adalah
menganalisis kesulitan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan upaya
memperbaikinya, meningkatkan pengetahuan sikap dan ketrampilan guru.
Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan terdapat
pada PP No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Guru harus dapat menentukan pilihan dalam memilih
metode pembelajaran demonstrasi, sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan
prestasi belajar peserta didik.
|
Dari fenomena yang ada dapat terselesaikan dengan
meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat
dengan kondisi dan situasi peserta didik. Ada beberapa metode pembelajaran
yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah metode demonstrasi.
Metode ini jika diterapkan maka akan
dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengamati,
menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip, atau prosedur
dan mengkomunikasikan kepada teman-teman lain, dan yang utama dapat membangkitkan
motivasi belajarnya.
Ketika guru sudah memiliki metode yang tepat dalam
penyampaian materinya, maka akan dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi
belajar peserta didik.
Hasil pengamatan pengawas sekolah pada guru dapat
dijadikan untuk bahan bagi pengawas dalam rangka memberikan bantuan dan
bimbingan kepada guru dalam melaksanakan pembelajarannya. Dengan demikian
guru akan bekerja dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan pembelajaran.
Dengan aturan yang jelas maka langkah untuk
mencapai keberhasilan pendidikan akan tercapai juga.Pengawas sekolah dan
kepala sekolah dalam memberikan bimbingan kepada guru akan memotivasi dan
menambah kompetensi guru dalam hal pemilihan metode mengajar yang sesuai
dengan materi, kondisi dan situasi
peserta didik.
Ketepatan dalam memilih metode pembelajaran akan
membuat materi dapat diterima dengan baik oleh peserta didik sehingga
kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.
|
Daftar
pustaka
Aqib. Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran.
Surabaya. Perc. Insan Cendekia.
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rinek
Cipta.
Hamalik. Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jaunaan Metode
Dkarta. Bumi Aksara.
Huda. Nur. 2011. Tesis Penggujalnaan Metode Demonstrasi untuk
Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Beelajar Siswa Kelas VIII B MTs Ribhul Ulum
Kedungmutih Demak Semester Genap Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Suardi. Moh. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi.
Jakarta. PT. Indek
Sudjana. Nana. 2011. Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya
Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi.
Binamitra Publishing.
_________.2012. Pengawas dan Kepengawasan. Bekasi. Binamitra Publishing.
Kemdiknas. 2010. Pelaksanaan Pembelajaran dalam Implementasi
KTSP di SMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar