Team Teaching Strategi Tanpa Instrumen

Salah satu metode yang efektif dalam proses
pembelajaran produkif adalah menggunakan metode team teaching. Team teaching merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran yang melibatkan dua
orang guru atau lebih dalam proses pembelajaran peserta didik. Namun dengan
pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas. Dengan teknik team teaching diharapkan antar guru dalam tim dapat bekerja sama dan saling melengkapi dalam
mengelola proses pembelajaran diklat produktif. Oleh sebab itu sudah tentu diperlukan
persiapan yang matang dari para guru yang terlibat dalam team teaching mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
Namun demikian, belum
semua SMK menerapkan strategi team teaching dengan berbagai macam alasan
mulai dari belum adanya pijakan hukum yang jelas, ketersediaan guru hingga persiapan yang cukup merepotkan. Terabaikannya metode
ini juga nampak pada peran pengawas dalam melakukan penilaian atas kinerja guru
yang hanya menampatkan penilaian kinerja guru sebagai individu, bukan sebagai tim. Sehingga kinerja tim tidak terukur kualitasnya selama ini.
Instrumen penilaian kinerja guru yang sudah umum digunakan para pengawas untuk menilai kinerja guru baik individu maupun
team teaching diantaranya adalah:
Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG); Evaluasi Kinerja Guru (EKG); instrumen
penilaian kinerja guru mata pelajaran/guru kelas; dan Alat Penilaian Kemampuan
Guru (APKG).
Semua instrumen tersebut memiliki aspek-aspek penilaian yang terdiri
dari : aspek pertama perencanaan pembelajaran yang menilai kemampuan guru dalam
merencanakan pembelajaran. Aspek kedua menilai pelaksanaan pembelajaran yang
menilai kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas atau
diluar kelas. Aspek yang ketiga adalah penilaian pembelajaran yang menilai
kemampuan guru dalam melakukan penilaian hasil pembelajaran peserta didik. Dilihat dari isi instrumen tersebut tidak
memiliki indikator kinerja tim sehingga tidak mampu menilai kinerja team teaching
Padahal kinerja team
teaching mempunyai kriteria tertentu yang berbeda dengan kinerja guru individual.
Kinerja team teaching dapat dilihat
dan dinilai berdasarkan standar kompetensi yang harus dilakukan oleh guru yang
tergabung dalam tim. Karakter tim disini adalah kerjasama yang proporsional
antar anggota dalam tim. Semua kegiatan dalam pembelajaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut dilakukan bersama tim
dengan proporsi yang seimbang dan pembagian tugas yang jelas. Dalam penilaian
kinerja guru, team teaching harusnya dimaknai sebagai totalitas tindakan tim yang terdiri dari dua
guru atau lebih dalam melaksanakan tugas profesionalnya mulai dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran.
Pengembangan instrumen
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru, serta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, maka dilakukan penilaian kinerja guru untuk
mengevaluasi unjuk kerja guru terhadap pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
Penilaian
kinerja guru ini menjadi tanggung jawab pengawas sekolah. Oleh sebab itu
penilaian kinerja guru merupakan salah satu bagian kompetensi yang harus
dikuasai pengawas sekolah. Dalam melaksanakan supervisi akademik saat menilai
kinerja guru, seorang pengawas sekolah sebaiknya memiliki kemampuan untuk: (1)
memahami ruang lingkup variabel yang hendak dinilai terutama kompetensi-kompetensi
guru; (2) memiliki standar dan atau menyusun instrumen penilaian; (3) melakukan
pengumpulan dan analisis data; serta (4) membuat kesimpulan akhir (Dirjen PMPTK 2009:2).
Agar seorang pengawas dapat memberikan penilaian kinerja guru dalam team
teaching ia harus mengembangkan
instrument penilaian yang bukan hanya
untuk menilai kinerja guru secara individual
tetapi juga guru secara tim. Pengembangan Instrumen penilaian
kinerja team teaching memiliki
beberapa apek penilaian yang menjadi
objek penilaian atas team teaching, yaitu
pada aspek perencanaan team teaching,
pelaksanaan team teaching, dan
penilaian team teaching. Masing-masing aspek
yang menjadi objek penilaian kinerja team
teaching tersebut memiliki indikator yang dijabarkan dalam beberapa deskripsi kinerja tim.
Instrumen penilaian kinerja team teaching
yang dikembangkan meliputi tiga aspek yaitu aspek perencanaan team teaching, aspek pelaksanaan team teaching, dan aspek penilaian team teaching. Masing-masing aspek
dikembangkan menjadi beberapa indikator yang
dijabarkan dalam beberapa deskriptor.
Pada aspek perencanaan team teaching ini terdapat tujuh
indikator diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) melakukan koordinasi tim dalam mengembangkan
silabus sebelum pembelajaran; (2) membuat administrasi guru bersama tim; (3)
menyusun program kerja guru bersama tim; (4) membuat instrumen penilaian
bersama tim; (5) teknik pembelajaran, dengan tiga deskriptor meliputi penentuan
metode, penyiapan media pembelajaran, serta pembagian materi bersama tim;
(6) membahas bersama pelajaran sampai
teknis di kelas, dengan dua deskriptor yaitu pembahasan pelajaran sampai hal
teknis di kelas, dan membagi tugas pembimbingan peserta didik saat di
bengkel/kelas; dan (7) merencanakan peran serta dan tanggungjawab anggota tim,
dengan deskriptor merencanakan peran serta dan tanggung jawab anggota tim.
Pada tahap pelaksanaan
pembelajaran produktif, hal yang perlu
dilakukan adalah: (1) tahap persiapan merupakan penampilan tim di kelas, dengan
deskriptor menyiapkan job sheet dan administrasinya secara bersama tim; (2)
tahap peragaan, tahap implementasi, metode dan strategi pembelajaran dan
pelatihan peru mendapat penekanan oleh tim; (3) tahap peniruan, kegiatan
peserta didik menirukan aktifitas yang dicontohkan/dipraktikkan oleh guru, perlu penataan dan pengorganisasian kegiatan
peserta didik, disini diperlukan koordinasi tim dalam membagi peran, pemantauan
proses kegiatan, dan (4) tahap praktik, setelah peserta didik mampu menirukan
cara kerja dengan baik dibantu oleh tim, peserta didik mengulang sendiri dengan
tim yang siap membantu dalam pemakaian fasilitas sekolah dan kerja sama tim
jika ada kesulitan yang dihadapi. Konsekuensinya sekolah
harus memenuhi kebutuhan praktik peserta didik dengan fasilitas yang memadai.
Pada pelaksanaan pembelajaran team
teaching, dilaksanakan dengan beberapa metode. Yaitu metode demonstrasi,
ceramah, dan metode proyek. Hal itu mengacu pada Permendiknas No 22 tahun 2006 yang menyatakan
bahwa pendidikan kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan peserta
didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
program kejuruannya. Metode demonstrasi bertujuan agar peserta didik mampu
memahami tentang cara atau proses membuat sesuatu (Roestiyah 2008:83). Metode
ceramah digunakan untuk menerangkan materi dan menyimpulkan pokok penting dalam
proses membuat sesuatu (Suryobroto 2009:156,) Metode proyek juga diterapkan
pada pembelajaran produktif. Metode proyek akan memberikan kesempatan peserta
didik untuk menghubungkan dan mengembangkan sebanyak mungkin pengetahuan yang
telah diperoleh dari berbagai mata diklat yang diterima (Zainal Aqib. 2002:95).
Kemudian dengan metode proyek diharapkan peserta didik akan dapat memantapkan
pengetahuannya (Semiawan 1985:84). Metode proyek ini menghasilkan produk,
memungkinkan penyaluran minat peserta didik dan dapat belajar untuk menelaah
serta memandang suatu materi pelajaran dalam konteks lebih luas. Dengan pemilihan
metode dalam proses pembelajaran produktif didukung teknik team teaching maka diharapkan lulusan akan memiliki kompetensi yang
sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Adapun pelaksanaan pembelajaran yang telah
diuraikan diatas maka aspek-aspek yang dijadikan objek penilaian atas team teaching meliputi empat indikator
yaitu:
(1) penampilan tim di kelas atau bengkel; (2)
peran serta dan tanggung jawab tim; (3) pengelolaan atau pengkondisian kelas
oleh tim; dan (4) pemanfaatan sumber belajar yang berupa media, teknologi
informasi, dan fasilitas sekolah.
Dari beberapa indikator tersebut
diatas dijabarkan dalam beberapa deskriptor. Yaitu; penilaian tentang
kemampuan komunikasi yang efektif pada anggota tim; penilaian tentang kerja
sama antar personil dalam tim.
Indikator kedua yaitu peran serta dan
tanggungjawab tim dijabarkan dalam beberapa deskriptor yaitu; penilaian mengenai pembagian pemateri dalam
bengkel/kelas; penilaian pemantauan kompetensi peserta didik dalam mengerjakan
tugas; dan penilaian mengenai kehadiran semua anggota team
teaching dalam bengkel/kelas.
Untuk indikator ketiga yaitu pengelolaan atau pengkondisian kelas oleh tim diuraikan dalam dua deskriptor yaitu; penilaian
mengenai pembagian peran guru dalam membantu peserta didik di bengkel/kelas;
dan penilaian
tentang pemantauan proses kegiatan belajar mengajar dalam bengkel/kelas.
Indikator ke empat terdiri dari
tiga deskriptor, yaitu penilaian mengenai
penyiapan job sheet bersama anggota tim dalam
pembelajaran di bengkel/kelas; penilaian mengenai pemakaian teknologi
informasi dalam pembelajaran bersama tim; dan penilaian tentang pemakaian media
oleh masing-masing guru dalam tim.
Tahap penilaian team teaching
dilakukan bersama/koordinasi tim dengan
proporsi yang seimbang dalam; membuat/menyusun soal, metode pelaksanakan
ujian/tes, tentang jenis tugas, dan tentang program remidial. Penilaian
pembelajaran bertujuan untuk mencari model-model penilaian hasil belajar
peserta didik dan proses belajarnya.
Pada aspek penilaian pembelajaran yang dijadikan objek penilaian atas team teaching ini terdiri dari lima
indikator yaitu: (1) Guru merancang evaluasi
untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik, dijabarkan
dalam tiga deskriptor yaitu perencanaan bersama anggota tim dalam pembuatan soal tes, persiapan bersama anggota
tim dalam memilih metode pelaksanaan
tes, dan keterlibatan anggota tim dalam persiapan pembuatan soal tes. indikator (2) Pemantauan aktifitas
peserta didik di bengkel selama PBM, terdiri dari dua deskriptor yaitu pemantauan keaktifan peserta didik dalam praktik di bengkel/kelas, dan kerjasama peserta didik di bengkel/kelas. Indikator (3) Penilaian mengenai
pelaksanaan test, meliputi pelaksanaan post test, pelaksanaan remidial, dan penyusunan
instrumen penilaian hasil belajar. indikator (4) penilaian tentang kerjasama tim. Dan indikator (5) refleksi diri angota team
teaching deskriptor.
Dengan pengembangan instrument ini diharapkan
dapat mengungkapkan fakta sebenarnya dari kinerja team teaching yang selanjutnya diolah menjadi data valid dan reliabel untuk mengetahui kualitas pembelajaran. Pengembangan instrumen penilaian kinerja team teaching merupakan salah satu usaha
untuk menilai mutu dan kualitas kinerja menuju profesionalisme yang handal
sesuai dengan standar proses pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar