Rabu, 11 Juni 2014



Team Teaching Strategi  Tanpa Instrumen  
*Indria Mustika
 
Tujuan utama Pendidikan  Sekolah Menengah Kejuruan – SMK – adalah menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidangnya. Dengan demikian diharapkan para lulusan SMK   mampu mengisi lapangan kerja yang ada dan bahkan menciptakan lapangan kerja baru. Karena itu dalam proses  pembelajaran produkif  para siswa membutuhkan bimbingan yang  intensif dari guru  sehingga para peserta didik dapat benar-benar menguasai diklat produktif yang diajarkan.
Salah satu metode yang efektif dalam proses pembelajaran produkif adalah menggunakan metode team teaching. Metode ini  merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran yang melibatkan dua orang guru atau lebih dalam proses pembelajaran peserta didik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
Namun demikian, belum semua SMK  menerapkan strategi team teaching dengan berbagai macam alasan mulai dari belum  adanya pijakan hukum,    ketersediaan guru,  hingga alasan relationship yang cukup merepotkan. Terabaikannya metode ini juga nampak pada peran pengawas dalam melakukan penilaian atas kinerja guru yang hanya menampatkan penilaian kinerja guru sebagai individu, bukan sebagai tim.  Sehingga kinerja tim tidak terukur kualitasnya selama ini.
Instrumen penilaian kinerja guru yang sudah umum digunakan para pengawas untuk menilai kinerja guru baik individu maupun team teaching diantaranya adalah: Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG); Evaluasi Kinerja Guru (EKG); instrumen penilaian kinerja guru mata pelajaran/guru kelas; dan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Namun dilihat dari isi instrumen tersebut tidak memiliki indikator kinerja tim sehingga tidak mampu menilai kinerja team teaching.
Padahal kinerja team teaching mempunyai kriteria tertentu yang berbeda dengan kinerja guru individual. Kinerja team teaching dapat dilihat dan dinilai berdasarkan standar kompetensi yang harus dilakukan oleh guru yang tergabung dalam tim. Karakter tim disini adalah kerjasama yang proporsional antar anggota dalam tim. Semua kegiatan dalam pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan tindak lanjut dilakukan bersama tim dengan proporsi yang seimbang dan pembagian tugas yang jelas. Dalam penilaian kinerja guru, team teaching  harusnya dimaknai sebagai totalitas tindakan tim yang terdiri dari dua guru atau lebih dalam melaksanakan tugas profesionalnya  mulai dari perencanaan  pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
 Pengembangan instrumen
              Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru,  serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, maka dilakukan penilaian kinerja guru untuk mengevaluasi unjuk kerja guru terhadap pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
            Penilaian kinerja guru ini menjadi tanggung jawab pengawas sekolah. Oleh sebab itu penilaian kinerja guru merupakan salah satu bagian kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah. Dalam melaksanakan supervisi akademik saat menilai kinerja guru, seorang pengawas sekolah sebaiknya memiliki kemampuan untuk: (1) memahami ruang lingkup variabel yang hendak dinilai terutama kompetensi-kompetensi guru; (2) memiliki standar dan atau menyusun instrumen penilaian; (3) melakukan pengumpulan dan analisis data; serta (4) membuat kesimpulan akhir (Dirjen PMPTK 2009:2).
Agar seorang pengawas dapat  memberikan penilaian kinerja  guru  dalam team teaching  ia harus mengembangkan instrument penilaian yang  bukan hanya untuk menilai kinerja guru secara individual tetapi juga guru secara tim. Pengembangan Instrumen penilaian kinerja team teaching memiliki beberapa apek penilaian yang menjadi objek penilaian atas team teaching, yaitu pada aspek perencanaan, pelaksanaan  dan penilaian  secara tim yang masing-masing memiliki indikator yang dijabarkan dalam beberapa deskriptor.  
            Pada aspek perencanaan team teaching ini terdapat tujuh indikator yaitu   melakukan koordinasi tim dalam mengembangkan silabus sebelum pembelajaran; membuat administrasi guru bersama tim; menyusun program kerja guru bersama tim; membuat instrumen penilaian bersama tim; teknik pembelajaran, dengan tiga deskriptor meliputi penentuan metode, penyiapan media pembelajaran, serta pembagian materi bersama tim; membahas bersama pelajaran sampai teknis di kelas, dengan dua deskriptor yaitu pembahasan pelajaran sampai hal teknis di kelas, dan membagi tugas pembimbingan peserta didik saat di bengkel/kelas; dan merencanakan peran serta dan tanggungjawab anggota tim, dengan deskriptor merencanakan peran serta dan tanggung jawab anggota tim.
          Pada tahap pelaksanaan pembelajaran produktif,  hal yang perlu dilakukan adalah: tahap persiapan yang ditunjukkan dengan penampilan tim di kelas, dengan deskriptor menyiapkan job sheet dan administrasinya secara bersama tim; tahap peragaan, tahap implementasi, metode dan strategi pembelajaran dan pelatihan perlu mendapat penekanan oleh tim; tahap peniruan, kegiatan peserta didik menirukan aktifitas yang dicontohkan/dipraktikkan oleh guru,  perlu penataan dan pengorganisasian kegiatan peserta didik, disini diperlukan koordinasi tim dalam membagi peran, pemantauan proses kegiatan, dan tahap praktik, setelah peserta didik mampu menirukan cara kerja dengan baik dibantu oleh tim, peserta didik mengulang sendiri dengan tim yang siap membantu dalam pemakaian fasilitas sekolah dan kerja sama tim jika ada kesulitan  yang dihadapi. Konsekuensinya sekolah harus memenuhi kebutuhan praktik peserta didik dengan fasilitas yang memadai.Pada pelaksanaan pembelajaran team teaching, dilaksanakan dengan beberapa metode yaitu metode demonstrasi, ceramah, dan metode proyek.
                   Tahap penilaian
Pada aspek penilaian pembelajaran yang dijadikan objek penilaian atas team teaching ini terdiri dari lima indikator yaitu:  1. Guru merancang evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik. Ini  dijabarkan dalam tiga deskriptor yaitu perencanaan bersama anggota tim dalam  pembuatan soal tes, persiapan bersama anggota tim dalam  memilih metode pelaksanaan tes, dan keterlibatan anggota tim dalam persiapan    pembuatan soal tes. 2. Pemantauan aktifitas peserta didik di bengkel selama PBM, terdiri dari dua deskriptor yaitu pemantauan keaktifan peserta didik dalam praktik di bengkel/kelas, dan kerjasama peserta didik di bengkel/kelas. 3. Penilaian mengenai pelaksanaan test yang diskreptornya  meliputi pelaksanaan post test, pelaksanaan remidial, dan penyusunan instrumen penilaian hasil belajar.  4. Penilaian tentang kerjasama tim yang diskriptornya antara lain kesepakatan dalam menentukan soal tes, hasil penilaian akhir, rumus atau bobot penilaian, program remedial dan  pengayaan, dan kesepakatan analisis hasil penilaian belajar,  5.   Refleksi diri angota team teaching diskriptornya terdiri dari evaluasi pelaksanaan  pembelajaran dan  merumuskan perbaikan.  
Dengan pengembangan instrument ini diharapkan dapat mengungkapkan fakta sebenarnya dari kinerja team teaching yang selanjutnya diolah menjadi data valid dan reliabel untuk mengetahui kualitas pembelajaran. Pengembangan instrumen penilaian kinerja team teaching merupakan salah satu usaha untuk menilai mutu dan kualitas kinerja guru menuju profesionalisme yang handal sesuai dengan standar proses pembelajaran.
Penulis adalah guru SMKN 2 Jepara, pengampu diklat Tata Busana     sedang menyelesaikan program S-2 Kepengawasan di Unnes Semarang.


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar