Selasa, 05 Juni 2018


TRUE STORY

Menguatkan Karakter Dari  Atas Catwalk

          Membangun sumber daya manusia yang produktif, kreatif, inovatif, mampu bekerjasama dengan orang lain, memiliki tanggungjawab,  jujur, pekerja keras, percaya diri, toleran, teliti dan  sabar, menjadi salah satu isu yang ingin dijawab dalam Kurikulum 2013. Tujuannya agar ketika kelak seorang peserta didik menyelesaikan  pendidikannya ia mampu untuk berkarya ditengah-tengah masyarakat dan bangsanya. Ia tidak sepenuhnya tergantung pada orang lain atau    menjadi beban keluarga dan masyarakat disekitarnya. Ia dapat tumbuh menjadi orang yang memiliki harga diri dan mampu mengambil keputusan secara tepat.

            Aku berfikir, upaya ini tidak mudah dan  juga tidak   sederhana. Sebab yang ingin dibangun adalah  karakter dan perilaku yang proses pembentukannya tidak sepenuhnya menjadi domain sekolah. Tetapi juga  menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat serta pemerintah. Bahkan media juga  memiliki peran yang penting. Ini menjadi tantangan tersendiri   bagi aku, seorang  guru diklat produktif pada jurusan tata busana SMKN 2 Jepara.

Sebagai seorang guru aku mengerti, bahwa ada keterbatasan dan rambu-rambu yang menghalangi berkembangnya kreatifitas dan inovasi seorang guru. Diantaranya yang aku mengerti adalah beban kurikulum, keterbatasan dalam hal pembiayaan, waktu, materi yang kurang tepat jika dihadapkan pada kebutuhan industri garmen maupun dunia usaha busana.

            Karena itu aku mencoba untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada di daerah. Tujuannya agar dapat dibangun sinergitas antara sekolah dengan para pemangku kepentingan yang ada di daerah. Aku menilai, keinginan keras dari Pemerintah Kabupaten Jepara  untuk mengembangkan Batik Motif Jepara dan Tenun Ikat Troso  yang dimotori oleh Lembaga Pelestari Seni Ukir, Batik dan Tenun Jepara adalah  sebuah peluang yang harus aku tangkap dan manfaatkan.

            Aku beruntung dapat berkenalan dengan Ketua Lembaga Pelestari Seni Ukir, Batik dan Tenun Jepara dalam  acara Simposium Rekonstruksi Budaya Untuk Pembangunan Jepara yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Jepara tanggal 30 September 2012.  Sebagai seorang ketua lembaga ia dikenal  memiliki akses yang luas dilingkungan pemerintah kabupaten Jepara dan para pemangku kepentingan dibidang kerajinan ukir, batik dan tenun Jepara. Ia juga memiliki komitmen yang kuat  dalam pengembangan batik dan tenun serta dikenal sangat  kreatif dan inovatif

            Agar jurusan tata busana SMKN 2 Jepara memperoleh manfaat dari kebijakan pemerintah kabupaten Jepara untuk mengembangkan batik moif Jepara dan Tenun Troso, maka aku mencoba menawarkan konsep strategi promosi melalui kegiatan fashion show. Aku berharap melalui kegiatan semacam ini salah satu mata diklat yang ada di KBM yaitu diklat desain busana dan busana pesta dapat dikembangkan. Ada beberapa argumen yang aku gunakan sebagai dasar untuk menempatkan fashion show sebagai sebuah pilihan.

 Pertama; manfaat ekonomi yang diperoleh para perajin yang hasil karyanya menjadi bahan baku wajib   untuk kegiatan fashion show. Banyaknya pembelian bahan dari para peserta fashion show akan meningkatkan penjualan para perajin batik dan tenun. Kedua; manfaat promosi melalui fashion show juga sangat besar. Sebab kain lokal Jepara ini kemudian diminati oleh masyarakat yang  tumbuh rasa kagumnya ketika melihat  para model menggunakannya. Ketiga ; mengedukasi masyarakat untuk secara kreatif mengembangkan potensi diri yang bertumpu pada kearifan potensi lokalnya. Keempat; menumbuhkan kebanggaan dan rasa cinta masyarakat terhadap potensi daerahnya. Kelima; memperbesar spektrum promosi melalui media.  Keenam ; menjadi media kegiatan yang efektif bagi para siswa jurusan tata busana untuk  mengembangkan kemampuan diri, kreativitas  dan karakternya. Ketujuh ; menambah kepercayaan diri para  peserta didik karena  ketrampilan yang dimiliki mendapatkan apresiasi.

Jujur sebenarnya aku ragu konsep ini bisa diterima. Sebab biasa strategi yang digunakan untuk mempromosikan sebuah produk adalah melalui pameran-pameran  konvensional. Namun setelah mendiskusikannya cukup lama akhirnya konsep ini bisa diterima dengan catatan bahwa jurusan tata busana SMKN 2 Jepara bersedia menjadi mitra dan sekaligus motor dari kegiatan yang dilakukan. Namun sebelum ditetapkan menjadi kalender kegiatan, aku harus memberikan bukti penerapan konsep stretegi tersebut dalam sebuah even.

Even yang aku pilih adalah sebuah konsep fashion show yang dilaksanakan diluar ruang. Ini aku maksudkan untuk memberikan warna lain bagi pelaksanaan kegiatan fashion show yang biasanya diselenggarakan di didalam gedung. Tujuannya menarrik perhatian masyarakat.  Nama even ini adalah Jepara Fashion On The Street. Untuk lebih menarik, dibangun panggung dengan back ground tugu Pancasila.  Ternyata animo masyarakat, baik sebagai peserta maupun penonton sangat luar biasa. Jumlah peserta mencapai 422 orang dan penonton memadati jalan-jalan yang dilalui peserta di sepanjang jalan RA Kartini. Banyak kalangan menilai kegiatan ini sangat sukses hingga terbukalah peluang  untuk membangun sinergitas dan kolaborasi antara jurusan tata busana SMKN 2 Jepara dengan Lembaga Pelestari  Ukir, Batik dan Tenun Jepara.

 Aku kemudian mencoba memanfaatkan  sinergitas dan kolaborasi ini untuk mendorong peserta didik di  jurusan tata busana untuk memanfaatkan peluang yang ada. Tujuannya tentu  untuk menumbuhkan   kreatifitas, inovasi,  kerja sama, tanggungjawab, kejujuran, kerja keras, percaya diri, toleran, teliti, dan sabar.

Caranya untuk even-even yang kemudian dirancang, aku mendorong para peserta didik di jurusan tata busana untuk memanfaatkan even ini untuk pengembangan diri. Bukan saja pada aspek ketrampilan tetapi juga tumbuhnya  rasa percaya diri. Konsepnya dengan memotivasi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat pada  mata diklat desain busana dan busana pesta yang terdapat dalam KBM Jurusan Tata Busana SMKN 2 Jepara.

Aku mencoba memotivasi dan mendorong para peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan  inovasi dengan memberikan tugas  kepada siswa pada mata diklat desain busana untuk membuat desain busana pesta berbahan batik motif Jepara atau tenunTroso, kemudian diwujudkan dalam benda nyata pada mata diklat busana pesta.  Setelah hasil karya mereka jadi, para peserta didik kemudian dimotivasi untuk ikut  sebagai peserta aktif dalam kegiatan-kegiatan fashion show atau lomba peragaan busana  yang diadakan. Para siswa  mengenakan  pakaian yang didesain dan dijahit sendiri.

Sebagai pengampu program studi tata busana aku merasa berkewajiban  juga memberikan bimbingan khusus kepada para siswa bagaimana berjalan diatas catwalk yang baik, agar mereka memiliki kepercayaan diri saat memperagakan busana karya mereka sendiri. Kepercayaann diri ini sangat penting agar mereka mampu tampil diatas catwalk dan mendapatkan apresiasi dari para penonton.

Cara ini ternyata mampu memberikan pembelajaran terkait dengan  produktifitas, kreatifas, inovasi, kerjasama, tanggungjawab,  kejujuran, pekerja keras, percaya diri, toleran, teliti dan  sabar yang  menjadi salah satu isu yang ingin dijawab pada  Kurikulum 2013. Melalui strategi   mengikutkan para siswa dalam  lomba fashion show, terbukti secara nyata perubahan sikap peserta didik dalam bertutur kata dan bersikap/bergaul lebih percaya diri. Dalam   belajar mereka juga  lebih bersemangat, bahagia, kreatif, inovatif, tanggungjawab, mampu bekerja sama dengan temannya, bersikap jujur dalam menyelesaikan tugas sekolah, sportif dan lebih mantab dalam meraih cita-citanya setelah lulus dari SMKN 2 Jepara. Peserta didik juga  semakin bangga dengan pilihannya pada  program studi  tata busana

Dalam diri peserta didik juga tumbuh keinginan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dalam berkarya, mempunyai mimpi yang digantungkan dibintang, memiliki harapan untuk sukses dibidangnya. Dengan spirit dan motivasi yang besar, kreatifitas yang tinggi, tertuang dalam sebuah karya busana pesta yang didesain, dijahit, dan diperagakan sendiri oleh peserta didik. Melalui karya mereka para siswa merasa  mampu membanggakan orang tua, sekolah, dan juga tumbuhnya kepercayaan diri. Ini sangat berarti dalam membangun karakter peserta didik.

Aku berharap, setidaknya setelah membekali mereka dengan sebuah proyek yang luar biasa ini akan membuat mereka memiliki keberanian dalam menghadapi dunia luar dan tersenyum bahagia meskipun penuh tantangan dan hambatan dimasa yang akan datang.

Cerita ini sangat membanggakan buat saya sebagai guru tata busana, dan masyarakat Jepara umumnya karena sudah bisa memberikan sedikit wadah bagi siswa Tata Busana dan harapan untuk ikut melestarikan kekayaan local berupa batik dan  tenu n torso asli Jepara. Melalui even-even ini kemudian terjadi sinergitas dan kolaborasi antara sekolah dan pemerintah serta para pemangku kepentingan untuk bersama-sama, meletakkan landasan karakter bagi generasi muda Jepara. Karakter itu dibangun dari atas Catwalk ( *)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar