Senin, 30 Agustus 2021

Guru Penggerak dan Pembelajaran Inovatif.

 

Guru Penggerak dan Pembelajaran Inovatif.

 

Menarik menyimak pesan  yang disampaikan   Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim kepada para guru yang sedang memperingati  Hari Guru Nasional tahun 2019. Bukan saja pada cara Nadiem  menyampaikan pesan, pilihan media, pilihan kata, diksi hingga narasi yang dibangun untuk memberikan gambaran terhadap persoalan guru dan  harapannya  kepada guru di seluruh pelosok tanah air.

 Dalam sambutan yang khusus ditujukan kepada para guru ini Nadiem berbicara tentang beban guru yang sangat berat yang  justru sangat mengganggu tugas guru dalam proses belajar mengajar. Beban tersebut meliputi tugas administratif, sistem penilaian, beban kurikulum, model hafalan,  penyeragaman materi pembelajaran  serta  belenggu  inovasi guru.

Namun nampaknya Nadiem sadar benar, bahwa untuk melakukan perubahan terhadap dunia pendidikan bukanlah hal sederhana. Sebab akan menyangkut sistem pendidikan di Indonesia yang perlu waktu lama untuk melakukan reformasi agar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki daya saing. Karena itu Nadiem memilih menyentuh harga diri  guru dan mengajaknya menjadi  aktor untuk melakukan perubahan. Menurut Nadiem perubahan pendidikan  harus berawal dan berakhir dari guru. 

Nadiem mengajak guru untuk bergerak dan tidak menunggu aba-aba atau perintah dari atas. Perubahan kecil di kelas oleh guru itu menurut Nadiem meliputi kelas berdiskusi, kesempatan murid mengajar, kegiatan sosial,  menemukan bakat pada anak yang kurang percaya diri dan menawarkan bantuan untuk teman  guru  yang mengalami kesulitan.

                                                          Guru Penggerak dan Merdeka

Dalam sambutan yang kemudian viral di media sosial itu,  Nadiem memang tidak secara tertulis  menyebutkan konsep guru  penggerak dan guru merdeka  yang menurutnya bagian penting untuk mengawali reformasi dunia pendidikan. Nadiem baru menyampaikan konsep gerakan  guru penggerak dan guru merdeka  ini setelah upacara peringatan hari guru nasional tahun 2019.

Namun secara tersirat, ajakan kepada guru untuk bergerak bersama melakukan perubahan adalah inti  dari guru penggerak dan guru merdeka  yang senantiasa mengutamakan kepentingan murid dalam proses pembelajaran.  Kuncinya pada inisiatif, kreatifitas, inovasi, dan kesungguhan guru untuk melakukan hal-hal terbaik bagi muridnya. Karena itu Nadiem menawarkan konsep guru penggerak dan guru merdeka sebagai bagian  awal  dari reformasi pendidikan. Dalam konsep ini nantinya unit pendidikan, guru dan murid  memiliki kebebasan untuk berinovasi serta belajar  secara mandiri dan kreatif.

Disinilah nampak betapa  sangat pentingnya pengembangan pembelajaran inovatif. Tujuannya bukan saja dapat menyenangkan siswa dalam mengikuti proses belajar,  tetapi mampu memberikan inspirasi bagi tumbuhnya imajinasi, kreatifitas, semangat dan kepercayaan diri siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Dengan demikian belajar di kelas tidak lagi dipandang sebagai beban siswa.

Diantara sekian banyak metode pembelajaran, menurut penulis  pembelajaran inovatif tepat menjadi salah satu pilihan. Sebab dalam pembelajaran inovatif  lebih memberikan keleluasaan pada guru untuk memilih bahan ajar, metode, alat bantu, dan sumber belajar.

Secara garis besar pembelajaran inovatif harus melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan agar dapat menumbuhkan pemahaman dan kemampuan siswa  dalam pemecahan masalah. Disamping itu guru juga dapat menggunakan berbagai alat bantu dan media serta teknik pembelajaran untuk  membangkitkan semangat dan minat siswa dalam belajar, termasuk penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Penataan kelas, pengajaran yang koopratif dan interaktif juga bagian penting dari pembelajaran inovatif .

 Agar guru penggerak dan guru merdeka dapat menjadi sebuah gerakan bersama menurut penulis ada beberapa hal yang menurut penulis perlu diperhatikan :

Pertama; memuliakan kembali panggilan jiwa sebagai guru. Karena sangat pentingnya kehadiran guru dalam sebuah bangsa, mendidik dan mengajar harus merupakan panggilan jiwa. Panggilan jiwa itu pula yang mampu mendorong seseorang untuk mengajar dengan tulus, ikhlas, dan total serta senantiasa berusaha berbuat yang terbaik untuk siswa-siswinya.  

Kedua; menjadi guru pembelajar. Seorang guru yang tidak mau belajar, sejatinya ia telah memutuskan  berhenti menjadi guru. Sebab ia tidak lagi dapat mengikuti dan menyesuaikan  dirinya dengan perkembangan   ilmu pengetahuan dan teknologi yang bergerak sangat cepat. Idealnya setiap garu harus bersedia untuk terus menerus mengembangkan diri dengan belajar. Bukan hanya mengikuti kegiatan pengembangan profesionalisme kedinasan.

Ketiga; jadikan sekolah sebagai pusat perubahan. Jika sekolah bisa mengembangkan cara pandang sebagai  pusat pengembangan peradaban, maka sekolah akan menjadi  lahan yang subur bagi tumbuhnya guru penggerak dan guru merdeka. Disini pentingnya  peran kepala sekolah untuk memberikan ruang bagi tumbuhnya guru yang kreatif.

Keempat; menjadikan sebagai gerakan bersama. Berbuat yang terbaik bagi siswa agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai generasi yang memiliki daya saing adalah tugas kebangsaan bagi seorang guru. Jika kesadaran akan  tugas mulia ini telah menyebar, maka guru penggerak dan guru merdeka mendapatkan ruang untuk menjadi sebuah gerakan bersama.

Semoga ajakan Nadiem bisa menjadi inspirasi para guru untuk menerima panggilan jaman,  mempersiapkan generasi yang memiliki daya saing.(*)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar