Senin, 02 Agustus 2021

Sapta Utama Keteladanan R.A. Kartini

 

  

Sapta Utama  Keteladanan R.A. Kartini

   Oleh : Indria Mustika

Dalam  setiap kali kita memperingati  hari  besar nasional yang dikaitkan    dengan  ketokohan  seseorang, sering kali kita terjebak  pada acara serimonial. Jauh  dari ikhtiar  belajar dari nilai-nilai perjuangannya.  Demikian juga ketika memperingati  Hari Kartini. Kita  sering hanya menukar dan  memaknai nilai  perjuangannya dengan pakaian adat, resepsi,  upacara, dan bahkan   lomba memasak. Akhirnya R.A. Kartini  hanya dikenal sebatas predikatnya   sebagai pahlawan emansipasi,  pernah dipingit, lahir di Mayong  21  April 1879 serta   menikah dengan Bupati Rembang  dan  meninggal  setelah   melahirkan.

Setelah itu kita gagap menangkap nilai-nilai   R.A. Kartini yang harus  diteladani. Padahal nilai-nilai   ini  adalah    hal-hal   penting, ideal     dan  berharga,  baik berisi gagasan, sikap,  maupun perbuatan  yang telah dilakukan oleh R.A. Kartini di sepanjang hidupnya.  Nilai ini    kemudian menjadi lebih berarti dan berharga jika dapat di integrasikan dalam pendidikan karakter bangsa ini, utamanya anak-anak dan generasi muda.

Hal ini menjadi  penting sebab dewasa  ini pembangunan karakter bangsa menghadapi persoalan serius mulai arah pendidikan yang menempatkan kemampuan akademik sebagai fokus utama, penetrasi budaya asing yang sangat masif,  hingga  berkurangnya  keteladanan para pemimpin dan bahkan  orang  tua.

Karena itu  belajar dari perjalanan hidup R.A. Kartini dalam dimensi historis-sosiologis, surat-surat  panjang  kepada 11 sahabatnya dan dua nota kepada pemerintah Belanda, Yayasan Kartini  Indonesia yang selama ini fokus pada upaya pewarisan  nilai-nilai  R.A. Kartini, mencoba merumuskan nilai-nilai   R.A.  Kartini yang masih relevan sampai saat ini. 

                                                                                                                       Sapta Utama

            Banyak nilai-nilai luhur yang dapat kita  ambil dari gagasan, sikap  dan pernbuatan yang telah dilakukan  oleh R.A. Kartini untuk bangsanya. Nilai-nilai itu  saripatinya kami sebut sebagai Sapta Utama Keteladanan R.A. Kartini  yang meliputi:

Pertama, emansipatif. Nilai ini  meliputi kesetaraan dan persamaan  derajat bukan hanya antara laki-laki dan  perempuan, tetapi   mencakup  kepekaan dan kepedulian sosial, semangat  pembebasan  melawan  ketidak adilan,  kezaliman, kebodohaan, kemiskinan dan berani  menghadapi  penindasan walaupun atas  nama adat yang dijunjung tinggi  kaum bangsawan.

Kedua; nasionalis.  Apa yang dilakukan oleh  R.A. Kartini adalah wujud cintanya pada bangsa dan tanah  air. Ini ditunjukan dengan sikapnya yang sangat   menghargai keberagaman dan  pluralitas, mengembangan  budaya dan tradisi serta   menerima kemajuan dari manapun selama   mendukung penguatan  jati diri  bangsanya.

Ketiga; kritis. Walaupun harus berada dibalik  dinding pingitan, semangat untuk terus belajar,  telah  menjadikan R.A. Kartini sebagai pribadi yang cerdas dan argumentatif,   rasional  dan   analitis dalam melihat persoalan hingga memiiliki  pemikiran yang lengkap tentang persoalan yang dihadapi oleh bangsanya dan sekaligus merumuskan  jalan keluarnya..             

Keempat, kreatif.  R.A. Kartini sangat terbuka dengan gagasan dan ide baru,  terbuka terhadap  perubahan, menciptakan peluang berkarya, inovatiif dan senantiasa berorientasi  kemasa depan. Seperti yang telah dilakukan dengan merubah orientasi seni ukir Jepara dari seni menjadi  kerajinan.  Termasuk memasukkan motif-motif baru pada ukir  dan  batik Jepara.

 Kelima; optimis. Pingitan tidak membuat R.A. Kartini  menyerah. Juga  saat permohonan  bea siswa ke Batavia tidak juga turun       hingga  datangnya   lamaran Bupati Rembang yang telah memiliki istri.  Selalu  saja ada optimisme R.A. Kartini dari setiap  persoalan berat yang dihadapi. Ia gigih  memperjuangkan keyakinan, berprasangka dan  berkehendak baik, berfikir positif dan selalu berorientasi pada masa depan. 

Keenam; Bersahaja. Kesederhanaan adalah salah satu ciri  R.A. Kartini. Menghormati  sesama, tepa slira dan tidak menyombongkan diri  walaupun ia  anak  seorang Bupati. R.A. Kartini bahkan tidak  mau mengambil haknya sebagai putri  bangsawan untuk mendapatkan penghormatan dari  orang-orang yang  oleh adat harus  menghormatinya.     

Ketujuh; jujur. R.A. Kartini senantiasa  terbuka  menyampaikan kebenaran dan keyakinannya dan  bersedia belajar kepada  orang lain serta   menghormati  pendapat orang lain  walaupun berbeda dengan pandangannya.  R.A. Kartini   obyektif dan  berani  mengoreksi diri sendiri.

            Sapta Utama Keteladanan RA Kartini ini bukanlah sebuah teks mati. Kami     sangat  terbuka untuk  menerima pemikiran  baru.  Harapan  kami pemikiran ini  justru     bisa memantik  diskusi  bersama untuk merumuskan  nilai-nilai  R.A. Kartini yang masih relevan  untuk kita teladani dan wariskan. Referensi utamanya  tentu belajar dari    surat-surat panjang RA Kartini dan sejarah kehidupannya.  Ironisnya mungkin tidak pernah kita baca. (*)

Indria  Mustika,  M.Pd, adalah Sekretaris Yayasan Kartini Indonesia dan Guru  SMKN 2 Jepara

       

           

 

 

 

                                                                                      

 

 

 

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar